KOTA TANGERANG (Lensametro.com) – Layar bioskop Mall Tangcity, Kamis (15/5/25), jadi saksi keharuan dan keteguhan hati keluarga besar Polres Metro Tangerang Kota. Mereka menggelar nonton bareng (nobar) film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia”—kisah menguras emosi tentang pengorbanan anggota Densus 88 Antiteror yang kehilangan putri kecilnya saat menjalankan tugas memburu pelaku terorisme.
Acara nobar dihadiri langsung Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho bersama Ketua Bhayangkari Cabang Tangerang Kota, Ny. Wanda Zain Dwi Nugroho, Wakapolres AKBP Eko Bagus Riyadi, Wakil Ketua Bhayangkari Cabang Tangerang Kota Ny. Shasha Eko Bagus Riyadi, para pejabat utama (PJU) Polres Metro Tangerang Kota beserta keluarga, serta jajaran Kapolsek dan keluarganya.
Film berdurasi 1 jam 54 menit ini disutradarai oleh Ferry Fei Irawan dan diproduksi oleh Denny Siregar Production. Mengangkat tokoh utama AKP Pandu yang diperankan Arya Saloka, film ini mengingatkan penonton pada tragedi nyata Bom Gereja di Samarinda, Kalimantan Timur, tahun 2016.
“Banyak hikmah dan pelajaran dalam film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia ini. Yang utama adalah ancaman radikalisme di lingkungan masyarakat kita masih ada. Masyarakat tentu harus waspada terhadap penyebaran pemahaman radikalisme,” kata Zain usai menyaksikan film hampir dua jam tersebut.
Ia mengingatkan pentingnya pengawasan lingkungan oleh masyarakat untuk menghindari masuknya paham radikal. Kepedulian warga terhadap sekitar harus terus dibangun sebagai bentuk deteksi dini terhadap ancaman tersembunyi.
“Lingkungan kita harus diawasi dengan baik, agar masyarakat tidak mudah dimasuki paham radikalisme ini dan paham akan ancaman paham ini, sehingga masyarakat dapat membantu kita (Polri, red),” imbuhnya.
Menurutnya, jaringan radikal masih eksis dan terus bergerak diam-diam menanamkan doktrin mereka ke masyarakat. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk sigap dan tidak lengah.
“Mereka masih ada di tengah-tengah masyarakat itu. Namun sulit dideteksi, maka kepedulian masyarakat terhadap lingkungan harus terus ditingkatkan, siapa pun orang yang ada di lingkungan itu harus lebih saling mengingatkan dan saling support, sehingga jika ada orang lain yang mencurigakan dapat deteksi dengan cepat,” tuturnya.
Zain juga menyampaikan pesan mendalam untuk keluarga para anggota Polri, bahwa tugas sebagai abdi negara tidak lepas dari pengorbanan besar demi bangsa.
“Kami harus siap menerima konsekuensi apa pun sebagai keluarga besar Polri. Sebagai anggota Polri yang bertugas sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat, kami dan keluarga juga harus mengerti risiko yang akan kita hadapi, tentunya kami perlu memberikan pemahaman dan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada keluarga. Semua harus siap menghadapi segala tantangan dan tanggung jawab tersebut,” pungkas Zain.
“Keluarga Polri harus selalu siap menghadapi tantangan dan risiko ke depan. Memilih sebagai anggota Polri ini bukan hanya untuk keluarga. Polri itu untuk masyarakat,” tandasnya.
Senada dengan itu, Ny. Wanda Zain menyatakan sebagai istri polisi, dirinya sadar bahwa tugas sang suami bukanlah perkara mudah dan butuh dukungan penuh dari keluarga.
“Saya pribadi, sudah terbiasa karena bapak itu reserse. Karena memang tugasnya seperti itu, keluarga harus memahami. Dan saya setuju, kalau polisi itu bukan hanya untuk keluarga tapi lebih untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Sebagai ibu, Wanda juga rutin memberi pemahaman kepada anak-anaknya terkait beratnya tugas sang ayah sebagai polisi.
“Segala risiko sudah saya sampaikan kepada anak-anak. Bahwa tugas Polri menjaga NKRI, menjadi pengayom bagi masyarakat. Bukan hanya milik keluarga,” imbuhnya.
Sementara itu, Ny. Shasha Eko mengaku tersentuh dengan adegan dalam film tersebut, terutama saat anak menjadi korban.
“Sedih ya, nonton film itu tadi, pas anak yang jadi korban. Gak kebayang kalau itu terjadi pada keluarga kita,” tuturnya.
Penayangan film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap pengorbanan aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai pengingat bagi masyarakat akan bahaya laten paham radikalisme yang terus mengintai. [LM]