Oleh: Erna Ummu Aqilah
Setiap pasangan suami istri mendambakan keluarga sakinah mawadah warahmah. Hidup bahagia, tenang, tentram, penuh kedamaian dan kebahagiaan. Faktanya banyak yang gagal mewujudkannya, rumah tangga yang diimpikan justru hancur berantakan.
Sejatinya hubungan suami istri bukanlah hubungan atasan dan bawahan. Akan tetapi merupakan hubungan persahabatan, saling memberi kedamaian, ketenteraman, diliputi rasa cinta dan kasih sayang. Allah SWT telah mengingatkan dalam firman-nya:
Dan di antara tanda-tanda kebesaran Nya ialah, Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung merasa tentram kepada nya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, bagi kaum yang berfikir. (QS Ar-Rum ayat 21).
Sebenarnya pasangan kita adalah bagian dari diri kita sendiri, apabila kita temukan kekurangan atau ketidak cocokan, sejatinya kita terlebih dahulu yang harus introspeksi diri. Bukan langsung menyalahkan apalagi membencinya.
Berikut tips agar mencapai keluarga sakinah mawadah warahmah.
1. Komunikasi efektif:
- Respek: sikap, tatapan, intonasi, sapaan kalimat yang digunakan menunjukkan rasa hormat, tidak melecehkan apalagi menjatuhkan.
- Empati: pandai menempatkan situasi dan kondisi, sehingga memahami perasaan pasangan. Tidak bersukacita di saat pasangan sedih atau berduka.
- Audibel: frekuensi suara, jarak berbicara, tatapan muka, saat berbicara harus diperhatikan, tidak saling teriak dan fokus. Tidak berbicara hal yang serius ketika pasangan sedang sibuk.
- Keterbukaan: jujur apa adanya, transparansi dapat menjauhkan rasa saling curiga
- Rendah hati: tidak arogan juga salah satu kunci sukses dalam komunikasi.
2. Penghambat keberhasilan komunikasi:
- Menyalahkan pasangan tanpa menunjukkan kesalahan secara jelas.
- Saling menyalahkan dan mencari-cari kesalahan pasangan, menganggap diri kita paling benar, sedangkan pasangan kita dianggap keras kepala, susah dikasih tahu.
- Menganggap yang disampaikan pasangan adalah hujatan yang menyudutkan, sehingga mudah tersinggung.
- Menganggapnya salah semua apa saja yang dilakukan pasangan, padahal kesalahan cuma sekali.
- Tidak mencari akar masalah keduanya, lebih memilih menghindari komunikasi demi mengakhiri perdebatan, tak jarang muncul pengakuan semu “Ia semua saya yang salah.”
Itu semua harus bisa dihindari agar komunikasi tidak terhambat dan lancar.
3. Panduan komunikasi efektif suami istri:
- Tanamkan dalam hati bahwa suami atau istri, bagian dari kita bukan orang lain, saingan, apalagi musuh yang mengancam. Maka satu sama lain akan saling menerima kritikan dan nasehat dari pasangan.
- Mengedepankan syariat di atas kepentingan pribadi. Jika terjadi selisih pendapat dalam sebuah keputusan, maka akan merujuk pada syariat Islam.
- Berupaya memperlakukan pasangan dengan makruf.
- Tidak kaku dalam komunikasi, penuh ketenteraman, ketenangan, cinta, saling percaya bahwa pasangan yang keras dapat diluluhkan dengan kelembutan.
- Suami atau istri merupakan manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. Kesadaran ini akan membantu menerima kesalahan dan kekurangan pasangan, namun tidak membiarkan kesalahan terus menerus terjadi.
Demikian tadi kunci sukses dalam menjalankan sebuah rumah tangga. Agar mencapai tujuan sakinah mawadah warahmah, dibutuhkan kesabaran dan kesadaran kedua belah pihak. Masing-masing memahami betul hak dan kewajibannya. Sebab banyak terjadi kehancuran rumah tangga hanya karena alasan komunikasi semata. Wallahu alam bishshawwab. [ ]