Kenangan Aktivis Muda NU Tangerang Dibisiki Kalimat Ini Oleh Gus Solah

Redaksi
3 Feb 2020 00:14
1 menit membaca

TANGERANG; LENSAMETRO- Gus Solah wafat pukul 20.55 Wib di RS Harapan Kita, Jakarta, Minggu (02/02/2020).

Mendiang Adik Gusdur ini wafat dua hari setelah Milad Nadlatul Ulama (NU) ke 94 pada Jumat, 31 Januari 2020.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang ini menyisakan kenangan tersendiri bagi aktivis muda NU di Kabupaten Tangerang.

Muhidin A Kodir mengatakan, dirinya memiliki kesan mendalam saat menghadiri acara di salah satu hotel di Jakarta pada tahun 2002.

“Gus Solah menjadi narasumber membahas yang lagi ramai-ramainya pada waktu itu tentang Islam Liberal,” ujar Muhidin A Kodir kepada lensametro.com.

Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang ini menceritakan, dirinya banyak bertanya kepada Gus Solah tentang perbedaan moderat dan sekuler.

“Beliau menjawab dengan lugas dan santun serta dengan mimik yang khas,” tukas Kodir.

Saat acara selesai, Kodir mengaku menghampiri Gus Solah untuk bersalaman. “Sebagai santri yang mengagumi kiai, saya cium tangannya. Tak disangka beliau berbisik di telinga saya,” ucap Kodir.

Bisikan pria yang memiliki nama lengkap Salahuddin Wahid ini, lanjut Kodir mengatakan moderisasi harus dibingkai dengan agama agar tidak mengarah ke sekuler. “Itulah terngiang di pikiran saya yang jadi kenangan dari beliau,” tukas A Kodir yang mengaku sudah tiga kali bertemu Gus Solah ini. (joe)