Lensametro.com – Ratusan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnaim, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, mengikuti Tausiyah Kebangsaan dan Doa Bersama, sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI, Jumat (26/4/2019).
Kegiatan bertajuk “Menjaga Kondusifitas Keamanan & Ketertiban Masyarakat Pasca Pemilu 2019” yang berlangsung di aula Ponpes Darunnaim ini dihadiri tokoh masyarakat, para ulama dan para jamaah di ponpes setempat. Kegiatan diawali dengan doa bersama disusul sambutan dari para ulama serta tokoh masyarakat di wilayah tersebut.
Adapun tausiyah diisi oleh pemateri di antaranya yaitu Wakil Kepala Yayasan Ponpes Darunnaim, Dr. Syarifah Gustiawati Mukri.ME,I dan Kepala Yayasan Ponpes Darunnajah, Parung, Bogor, Drs. KH. Nasruddin.
Dalam kesempatan tersebut, Syarifah menjelaskan maraknya berita hoax, isu SARA, hingga ujaran kebencian yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat khususnya para santri, untuk bersama meredam suasana politik pasca Pemilu 2019 dengan menolak hoax, isu SARA dan ujaran kebencian.
“Suasana politik negara kita ini sedang panas pasca pemilu kemarin. Isu hoax semakin banyak beredar untuk kepentingan kelompok tertentu. Tentu ini sangat merugikan, maka harus kita perangi bersama-sama,” ujar Syarifah.
Menurutnya, tausiyah kebangsaan ini merupakanu upaya untuk menetralisir suasana politik yang panas pasca Pemilu 2019. Syarifah berharap, para santri tidak mudah terprovokasi oleh berbagai sumber yang belum tentu benar, sehingga keharmonisan di masyarakat, khususnya di ponpes tetap terjaga.
“Kita harapkan agar santri, santriwati dan juga masyarakat dapat memahami bahwa kerukunan dan persatuan itu lebih penting dibandingkan segalanya. Jangan sampai terprovokasi, sehingga keharmonisan di antara kita bisa tetap terjaga. Kita sebagai generasi islam harus mampu untuk menciptakan persatuan di tengah kondisi yang sedang memanas saat ini,” tuturnya.
Hal senada disampaikan KH. Nasruddin. Melalui tausiyah ini, ia berharap agar para santri mampu menciptakan kondusifitas di lingkup ponpes maupun di masyarakat.
“Sebagai generasi muda, santri harus bisa mendinginkan suasana politik saat ini. Jadi siapa pun pemimpin nanti, kita harus meyakini bahwa itu ketentuan Allah SWT. Maka kita cukup berdoa agar mendapat pemimpin yang amanah,” tukasnya
Kegiatan dilanjutkan dengan pernyataan sikap para santri dengan Deklarasi Damai Pasca Pemilu 2019. Teks deklarasi itu dibacakan oleh Syarifah yang kemudian diikuti para santri secara serentak.
Kegiatan ini pun menuai respon positif dari sejumlah pihak. Sekretaris Hukum (Sekkum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Parung, Bogor, Ustaz Dede Sulaiman, sangat mengapresiasi seluruh rangkaian dalam kegiatan tersebut.
Sebab menurut Dede, doa bersama dan tausiyah kebangsaan ini dapat menjadi solusi untuk mendinginkan suasana di masyarakat yang terus memanas pasca Pemilu 2019. Hal itu disebabkan dengan semakin maraknya berita hoax, isu SARA hingga ujaran kebencian yang beredar di media sosial.
“Alhamdulillah kami bisa mengikuti doa bersama untuk menjaga kondusifitas. Hal ini baik sekali menurut kami, ya kami juga dari pihak MUI Kecamatan Parung selalu memberikan informasi kepada masyarakat, agar tidak menyebarkan berita-berita hoax dan sebagainya,” kata Dede seusai acara.
“Buat mereka (para santri) acara ini seratus persen penting. Acara seperti ini juga menunjang pengetahuan kepada santri, terutama untuk santri modern seperti ini. Karena kalau santri salaf mungkin lebih berkutat dengan kitab. Tapi tidak menutup kemungkinan juga acara ini penting untuk santri salafi,” pungkasnya.(jf)