HUT Ke-393 Kabupaten Tangerang, Senin (13/10/2025) dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD diwarani aksi demontrasi dari berbagai elemen masyarakat.
Setidaknya ada empat elemen yang melakukan aksi demontrasi yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Tangerang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tangerang, Himata Banten Raya, dan Ikatan Alumni Sekolah Anti Korupsi (IKA SAKTI) Tangerang.
Secara umum, tuntutan yang dibawa massa aksi seragam, yakni soal kesejahteraan, kemiskinan, infrastruktur, pencemaran lingkungan, hingga tata kelola pemerintahan. Ika Sakti membawa tuntutan mendesak Pemkab Tangerang menuntaskan kasus dugaan korupsi RSUD Tigaraksa.
Tiga elemen massa yakni PMII, Himata, dan Ika Sakti menggelar aksi di luar Gedung DPRD. Mereka berorasi selama Rapat Paripurna berjalan. Sedangkan GMNI merangsek ke dalam ruang rapat yang dipersiapkan untuk masyarakat umum.
Tidak ada yang menduga GMNI akan melancarkan aksi protes. Saat Bupati Tangerang Maesyal Rasyid berpidato, situasi masih aman. Jelang mengakhiri pidato, Maesyal membacakan tiga pantun. Saat itulah tiba-tiba tiga aktivitas GMNI meneriakan protes.
“Tangerang belum gemilang,” kata Endang Kurnia, Ketua GMNI Kabupaten Tangerang, sambil membentangkan kertas bertuliskan “TUNJANGAN ELIT, MENYELESAIKAN MASALAH RAKYAT SULIT”.
Sontak petugas keamanan mengamankan ketiganya. Petugas keamanan menarik mereka menjauh dari areal rapat hingga ke luar gedung. Setelahnya, keamanan diperketat.
Usai Paripurna, Maesyal menemui massa aksi. Satu per satu elemen massa diajak berdialog. Maesyal menemui massa didampingi Sekretaris Daerah Soma Atmaja, Ketua DPRD Muhammad Amud, dan Kapolresta Tangerang Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah.
Dialog antara Maesyal dan massa aksi berlangsung landai, meski sesekali diwarnai perdebatan. Usai menyampaikan tuntutannya, tiga massa aksi membubarkan diri.