Hati-Hati Buka Bersama, Jangan Sampai Menjadi Dosa Bersama

Redaksi
10 Mar 2025 11:49
3 menit membaca

Oleh: Erna Ummu Aqilah 

Alhamdulillah kita telah menjalankan ibadah bulan suci Ramadhan. Antusias dari kaum muslimin di negeri ini sangatlah luar biasa dalam menjalankannya. Sebab di bulan mulia ini, Allah SWT melipat gandakan pahala. Juga
memberikan ampunan yang luar biasa, bagi hamba yang mau bertaubat dengan kesungguhan.

Di bulan ini, Allah juga menurunkan kitab suci Al-Qur’an sebagai petunjuk buat umat manusia. Juga menyediakan malam Lailatul Qadar, yakni malam lebih mulia dari seribu bulan, masyaAllah luar biasa bukan?
Tak heran jika bulan puasa, dijadikan ajang untuk berlomba-lomba meraih pahala, sekaligus meraih ampunan yang seluas-luasnya.

Namun kita harus waspada jangan sampai di bulan mulia ini, kita tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga. Puasa yang diharapkan mampu merubah kita menjadi pribadi lebih bertakwa, justru malah sebaliknya.

Demi mendapatkan pahala yang berlipat ganda, tak heran banyak umat Islam megadakan acara buka puasa bersama. Dengan adanya kegiatan tersebut, berharap bisa menjadi ajang menyambung tali silaturahmi sekaligus berbagi, dilanjutkan sholat berjamaah bahkan membantu mereka yang membutuhkan. Tentu sangatlah positif jika acara ini tidak dikotori dengan niat yang lainnya.

Sebagaima kita ketahui, buka puasa bersama tidak hanya dilakukan oleh antar anggota keluarga, tetapi juga dijadikan ajang reuni antar sesama. Seperti antara alumni sekolah, alumni kerja dan lain sebagainya. Jika sudah demikian, biasanya makna dari buka puasa bersama ini banyak yang disalahartikan.

Sering kita dapati acara buka puasa dihadiri laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Mereka dandan dengan berlebihan, tidak menutup aurat, duduk bercampur baur, bahkan menjadi ajang pamer pencapaian dan kekayaan. Jika sudah demikian, mereka akan terlena hingga waktu sholat magrib dilewatkan begitu saja.

Biasanya acara akan dilanjutkan dengan tukar nomor WhatsApp, kalau sudah demikian hubungan akan berlanjut di hari kemudian. Bahayanya jika ini terjadi antar lawan jenis, dikhawatirkan akan tumbuh benih-benih cinta terlarang di antara mereka. Apalagi bagi yang sudah berkeluarga, tentu bisa mengancam keutuhannya na’udzubillahi mindzalik.

Oleh karena itu lewat tulisan ini, diharapkan bisa menjadi pertimbangan bagi kaum muslimin dalam melakukan segala sesuatu. Sebab setiap perbuatan akan diminta pertanggungjawaban. Allah SWT memerintahkan berpuasa dengan tujuan mulia sebagaimana dalam firman-Nya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS Al Baqarah ayat 183).

Berdasarkan dalil di atas, maka sudah sepatutnya jika bulan suci Ramadhan ini, kita jadikan ajang memperbaiki diri agar mencapai derajat takwa. Jadikanlah puasa ini seperti ulat, di mana yang tadinya mahluk bagi sebagian orang menjijikan ini, setelah puasa mampu berubah menjadi sosok kupu-kupu yang indah, bahkan hampir semua orang ingin menyentuhnya.

Janganlah puasa kita seperti ular, binatang berbisa ini meskipun sudah berpuasa hanya mengganti kulitnya saja, tetapi tetap berbisa dan berbahaya. Artinya, dengan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh ini, mampu menjadikan kita pribadi lebih bertakwa, yakni mampu meninggalkan sifat buruk kita, dan merubah kita jadi lebih baik dalam segala hal. Wallahu alam bishshawwab. [LM]