TANGSEL (Lensametro.com) – Komitmen Gubernur Banten Andra Soni dalam menghadirkan pendidikan gratis bagi seluruh anak Banten mulai terlihat nyata. Jumat (18/7/2025), Andra secara simbolis menyerahkan Buku Tabungan Sekolah Gratis Bank Banten kepada siswa sekolah swasta di SMA Nusantara Plus, Ciputat, Kota Tangsel.
Penyerahan ini menandai dimulainya pelaksanaan Program Sekolah Gratis Tahun 2025 dari Pemerintah Provinsi Banten, yang diluncurkan Andra Soni pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025 lalu.
Program yang menyasar siswa-siswi SMA, SMK, MA, dan SKh swasta ini dirancang khusus untuk menjamin akses pendidikan menengah tanpa terkendala biaya, terutama bagi siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri.
“Program ini adalah bentuk kehadiran negara dalam menjamin akses pendidikan yang setara,” kata Andra Soni di hadapan ratusan siswa dan guru.
Dalam kesempatan itu, Andra mengajak siswa penerima manfaat untuk fokus belajar, tanpa lagi dibayangi kekhawatiran soal iuran sekolah.
“Saya punya keyakinan bahwa anak-anak Banten punya masa depan. Hari ini, anak-anak tidak perlu lagi khawatir setiap bulan diingatkan oleh yayasan atau kepala sekolah soal bayaran. Biarlah itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Tugas kalian adalah belajar semaksimal mungkin,” ujarnya.
Penyerahan buku tabungan ini juga dilakukan serentak di berbagai daerah di Banten. Wakil Gubernur Banten A. Dimyati hadir di PGRI 3 Kota Serang, sementara Sekretaris Daerah Deden Apriandhi memimpin acara di SMA Bismillah, Padarincang, Kabupaten Serang.
Sampai pertengahan Juli 2025, tercatat 811 hingga 814 sekolah swasta telah bergabung dari target 1.200 sekolah. Jumlah siswa baru kelas 10 yang menjadi sasaran program mencapai sekitar 87.000 hingga 88.000 orang, tersebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten.
Pemerintah Provinsi Banten telah menggelontorkan dana sekitar Rp159 miliar untuk enam bulan pertama pelaksanaan program. Bantuan diberikan sebesar Rp250.000 per bulan untuk siswa di wilayah Tangerang Raya, dan Rp150.000 per bulan bagi siswa di wilayah Serang, Cilegon, Lebak, dan Pandeglang. Dana tersebut disalurkan dalam empat tahap langsung ke rekening virtual siswa.
Untuk bisa mengikuti program, siswa harus berdomisili di Provinsi Banten minimal satu tahun (dibuktikan melalui kartu keluarga) dan mendaftar lewat jalur Seleksi Penerimaan Masuk Bersama (SPMB) Provinsi Banten, baik melalui jalur zonasi, afirmasi, maupun prestasi.
Andra Soni juga menekankan pentingnya akuntabilitas dalam pelaksanaan program. Sekolah peserta wajib mengikuti standar layanan, termasuk batas maksimal 36 siswa per kelas sesuai ukuran ruang 8×9 meter.
Sekolah yang masih melakukan pungutan tambahan di luar ketentuan wajib mengembalikannya. Masyarakat pun diimbau aktif melaporkan jika ada pungutan tidak sah.
“Kita ingin menciptakan generasi muda Banten yang unggul dan siap bersaing di masa depan. Pendidikan adalah fondasi pembangunan daerah. Program ini adalah bagian dari investasi kita untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,” jelas Andra Soni.
Program ini juga diharapkan mampu meningkatkan rata-rata lama sekolah warga Banten yang saat ini masih berkisar antara 9 hingga 10 tahun, serta menaikkan angka partisipasi sekolah (APS) usia 16–18 tahun yang baru menyentuh angka sekitar 71 persen.
Meski sudah berjalan, Andra mengakui masih ada sejumlah tantangan, seperti belum bergabungnya beberapa sekolah swasta besar serta masih perlunya penguatan sosialisasi di masyarakat. Oleh karena itu, evaluasi terus dilakukan untuk menjamin keadilan dan efektivitas regulasi.
Pemerintah Provinsi Banten mengajak seluruh masyarakat mendukung program ini dengan aktif mengikuti prosedur pendaftaran, memastikan anak-anak yang memenuhi syarat tidak tertinggal, serta turut mengawasi pelaksanaannya.
“Pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Kita ingin anak-anak Banten berjalan di jalan itu tanpa hambatan biaya,” pungkas Andra Soni. [LM]