banner 970x250

Stabilitas Keuangan Jakarta dan Banten Terus Tumbuh, OJK Optimis

Redaksi
18 Sep 2024 14:30
3 menit membaca

JAKARTA (Lensametro.com) – Stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Jakarta dan Banten menunjukkan perkembangan positif, memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (KOJT) Jabodebek dan Banten menyampaikan hasil ini dalam laporan terbaru mereka pada 12 September 2024.

Pertumbuhan sektor jasa keuangan terlihat dari profil risiko dan likuiditas yang tetap terjaga dengan baik. Aktivitas pasar modal di DKI Jakarta dan Banten, misalnya, mencatat peningkatan jumlah investor. Di Jakarta, terjadi pertumbuhan 13,10 persen dari tahun ke tahun (yoy) menjadi 1,62 juta Single Investor Identification (SID) per Juni 2024. Banten juga mengalami peningkatan sebesar 12,03 persen menjadi 776 ribu SID pada periode yang sama.

Kinerja transaksi saham di kedua wilayah juga meningkat. Di DKI Jakarta, nilai transaksi saham tumbuh 38,14 persen yoy dengan total Rp175,72 triliun, sementara Banten mencatat kenaikan transaksi saham sebesar 53,98 persen yoy mencapai Rp14,68 triliun pada Juni 2024.

Pertumbuhan Kredit Perbankan

Sektor perbankan juga menunjukkan peningkatan signifikan. Kredit Bank Umum di Jakarta pada Juli 2024 tumbuh 15,34 persen yoy, mencapai Rp3.794,76 triliun. Sementara itu, kredit BPR dan BPRS di Jakarta naik 8,28 persen yoy menjadi Rp3,90 triliun.

Di Banten, pertumbuhan kredit Bank Umum mencapai 7,63 persen yoy dengan total Rp203,96 triliun, sedangkan kredit BPR dan BPRS naik tajam sebesar 15,96 persen yoy menjadi Rp6,80 triliun.

Tingkat kualitas kredit di kedua wilayah juga terjaga dengan baik. Rasio kredit bermasalah (NPL) Bank Umum di Jakarta berada di angka 1,89 persen, dan di Banten 2,09 persen. Sementara itu, NPL BPR dan BPRS di Jakarta tercatat 13,13 persen, dan di Banten 10,51 persen.

OJK juga melaporkan bahwa dukungan kredit Bank Umum terhadap UMKM di Jakarta tumbuh tipis 0,45 persen yoy dengan nilai kredit mencapai Rp218,02 triliun per Juli 2024. Di Banten, kredit UMKM tumbuh lebih pesat sebesar 7,37 persen yoy.

Kemampuan debitur pascapandemi di Jakarta dan Banten juga menunjukkan perbaikan. Hal ini terlihat dari penurunan kredit yang direstrukturisasi sebesar 11,12 persen yoy di Jakarta menjadi Rp274,31 triliun pada Juli 2024. Di Banten, penurunan lebih tajam tercatat 24,13 persen menjadi Rp27,83 triliun.

Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)

Industri keuangan non-bank (IKNB) juga mencatatkan perkembangan yang positif di Jakarta dan Banten. Piutang pembiayaan di Jakarta tumbuh 6,05 persen yoy, mencapai Rp92,8 triliun per Juli 2024. Kualitas pembiayaan juga meningkat dengan non-performing financing (NPF) turun ke level 3,78 persen, di bawah ambang batas 5 persen.

Di Banten, piutang pembiayaan melonjak 13,72 persen yoy menjadi Rp33,38 triliun dengan NPF sebesar 2,60 persen. Kinerja fintech peer-to-peer (P2P) lending juga mencatat pertumbuhan yang signifikan di kedua wilayah.

Di Jakarta, outstanding pinjaman P2P lending tumbuh 6,83 persen yoy, sementara di Banten meningkat sebesar 19,28 persen yoy. Namun, jumlah penerima pinjaman aktif di kedua wilayah mengalami penurunan. Di Jakarta turun 4,41 persen, sedangkan di Banten turun 11,28 persen.

Produk Buy Now Pay Later (BNPL)

Pertumbuhan kredit buy now pay later (BNPL) juga menjadi sorotan dalam laporan KOJT. Pada Juli 2024, debitur BNPL di Jakarta mencapai 2,06 juta entitas, tumbuh 28,02 persen yoy. Di Banten, debitur BNPL mencapai 1,26 juta entitas, meningkat 40,47 persen yoy.

Kenaikan baki debet BNPL perbankan di Jakarta tercatat sebesar 26,38 persen yoy menjadi Rp2,8 triliun, sementara di Banten tumbuh 43,10 persen menjadi Rp1,47 triliun. Kualitas kredit BNPL juga membaik, dengan penurunan risiko kredit di kedua wilayah.

Edukasi dan Perlindungan Konsumen

OJK terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui kegiatan edukasi. Hingga 4 September 2024, KOJT telah menyelenggarakan 17 kegiatan edukasi keuangan, dengan fokus pada masyarakat di daerah 3T, petani, nelayan, penyandang disabilitas, pelaku UMKM, dan pelajar.

KOJT juga membuka layanan konsumen baik secara online maupun offline, yang meliputi penerimaan pengaduan dan pemberian informasi terkait riwayat kredit. Sampai dengan 4 September 2024, sebanyak 93 pengaduan dan 2.378 permintaan informasi debitur telah diterima oleh KOJT.

Dengan perkembangan yang signifikan ini, OJK optimis sektor jasa keuangan di Jakarta dan Banten akan terus berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. [LM]