Meski Ada Kasus Makanan Diduga Basi, Distribusi MBG di Tangsel Tetap Lanjut

Atma (Lensametro.com)
29 Jul 2025 18:34
2 menit membaca

TANGSEL (Lensametro.com) – Dugaan makanan basi yang ditemukan di SDN 03 Rawa Buntu, Tangerang Selatan, sempat mengejutkan publik. Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tangsel memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan dan tidak dihentikan.

Insiden tersebut terjadi pada Kamis, 17 Juli 2025. Salah satu wali murid mengunggah video yang menyebutkan bahwa tahu bakso ayam yang diterima siswa dalam program MBG tampak berlendir dan memiliki rasa yang aneh.

Menanggapi hal itu, Kepala SPPG Tangsel, Nindy Sabrina, menjelaskan bahwa makanan yang dikeluhkan adalah menu pagi yang baru dikonsumsi oleh siswa di sore hari.

“Ahli gizi SPPG menyebutkan makanan tersebut sudah diuji secara organoleptik (rasa, tekstur, aroma) pada pagi hari sebelum dibagikan dan hasilnya aman untuk didistribusikan,” terangnya, Selasa (29/7/2025), sebagaimana dikutip dari SuaraBantenNews.com.

Ia mengakui bahwa pengawasan dalam proses pembuatan makanan harus diperketat di seluruh satuan pelayanan. Tetapi, edukasi kepada siswa dan wali murid juga sangat penting agar mereka memahami bahwa makanan basah seperti tahu isi sebaiknya dikonsumsi maksimal dua jam setelah dibagikan.

“Kejadian ini tidak membuat SPPG lainnya di Tangerang Selatan untuk berhenti operasi. Proses evaluasi dilakukan hanya di SDN Rawa Buntu 03 saja,” tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini program MBG di Tangsel telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat untuk melakukan monitoring kualitas makanan. Selain itu, setiap SPPG juga diawasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) daerah dan instansi lainnya guna memastikan program tetap berjalan pada koridor yang benar.

“Agar penerima manfaat mendapatkan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan harapan,” pungkasnya.

Nindy juga menjelaskan bahwa Program MBG telah berjalan sejak Januari 2025 di Tangerang Selatan, dengan total 14 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang tersebar di berbagai wilayah.

“Dan kurang lebih telah melayani 40 ribu penerima manfaat mulai anak sekolah dan berkembang ke bumil, busui, dan balita,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SDN 03 Rawa Buntu, Amir Mahmud, mengungkapkan keluhan orang tua murid atas makanan yang diterima siswa. Menurutnya, sebanyak 900 siswa di sekolah tersebut menerima makanan berupa tahu isi yang sebagian dalam kondisi berlendir dan berbau tidak sedap.

“Setelah kami cek ternyata menunya tahu isi yang sebagian sudah berlendir. Menurut siswa rasanya aneh, tidak enak, sudah basah seperti sudah basi. Akhirnya banyak yang terbuang karena anak-anak tidak suka,” terang Amir Mahmud saat dikonfirmasi. [LM]