Kuylah, Laksa Tangerang Tetap Eksis di Tengah Pandemi 

TANGERANG, LENSAMETRO- Orang Tangerang pasti tahu makanan bernama Laksa. Bahkan bisa dipastikan pernah mencicipi makanan berbentuk seperti bihun yang tebalnya seperti spaghetti tersebut. Itulah salah satu kuliner khas Tangerang.

Di Jalan Muhamad Yamin, Babakan, Kota Tangerang ini berjejer salah satu spot wisata kuliner Laksa . Harga makanan khas Tangerang ini sangat terjangkau. Karena dengan sekitar Rp17.000-Rp23.000 anda sudah bisa menikmati sepiring Laksa hangat yang nendang di lidah ini.

Di lokasi tersebut, penjual Laksa berada di lahan sekitar 5000 meter persegi yang bisa menampung beberapa mobil dan banyak motor.

Letaknya strategis tidak jauh dari pusat perbelanjaan TangCity dan dipenuhi rerimbunan pohon yang sejuk.

BACA JUGA : Icip Soto Goceng Tigaraksa, Harga Merakyat Bikin Perut Kenyang

Pusat kuliner Laksa di Jalan M Yamin, Babakan, Kota Tangerang/J.Marhaendra Lensametro.com

Sejak pandemi Covid-19 disertai pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kuliner yang terbuat dari beras dan ditaburi dengan kuah berbahan dari kacang ijo, santan dan kaldu ayam ini tetap eksis sampai pukul 19. 00 WIB.

Biasanya, di dalam Laksa juga diberi lauk yang bisa membuat penikmatnya langsung kenyang. Lauknya berupa ayam dan telur yang dicampur dengan kuah kaldu.

Selain itu, juga disediakan makanan khas Tangerang lainnya yakni otak-otak ikan bakar yang dibungkus daun pisang.

Menu tambahan ini menjadi cemilan para pengunjung sambil menunggu hidangan Laksa siap disantap.

Ari Jawari (28) salah satu penjual Laksa di Warung Bang Lepay mengatakan, omset penjualan di masa pandemi turun drastis hingga mencapai 70 persen.

BACA JUGA :Soto Betawi Kuah Susu Warung Kuliner Bang Jose Manjakan Lidah Orang Rajeg dan Sekitar

“Sekarang kan hanya sampai jam tujuh malam. Jadi jelas omset sangat berkurang. Turunnya bahkan sampai 70 persen,” ungkap Ari kepada lensametro.com, Sabtu (22/01/2021).

Selain Omset yang turun, Ari mengungkapkan sejak dua bulan terakhir karyawan yang melayani pembeli di Taman Laksa juga dikurangi atau ada yang dirumahkan. Hal itu lantaran pendapatan berkurang.

“Biasanya ada anak buah dua orang. Tapi saat ini saya hanya sendirian melayani pembeli. Soalnya sepi juga,” tukas pria asli Kabupaten Garut, Jawa Barat ini.

Terang Ari, selama pandemi Covid-19, pelayanan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga pihaknya menyediakan alat cuci tangan dan sabun. “Kursi-kursi juga ditata untuk jaga jarak kok,” tukasnya.

Laksa dengan varian lauk ayam dan telur/J MARHAENDRA Lensametro.com

Sementara Nining Suhaeni, salah satu warga Bandung mengaku sangat menggemari Laksa Tangerang. “Rasanya enak dan ngagenin,” ujar Nining kepada lensametro.com.

Menurut Nining, jika dirinya pergi ke Kota Tangerang, kuliner yang dicari paling utama yakni Laksa Tangerang.

“Tapi aku lebih suka yang berada tidak jauh dari Lapas Wanita Kota Tangerang. Sebab, kuahnya lebih kental, kacang ijo dan kentangnya lebih terasa,” pungkasnya.

Perlu di ketahui, selain di Taman Lakasa yang berada di saung-saung. Sepanjang Jalan M Yamin dari Lapas Wanita berjejer penjual Laksa. (dir/joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *