“Tak ada tekanan, tak ada intan”
Bulan Agustus 2025, rencananya akan diselenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kabupaten Tangerang. Salah satu agenda pada Musda itu adalah menentukan ketua anyar untuk partai berlambang pohon beringin itu. Sejauh ini, nama yang mencuat, dan memang menyatakan siap, adalah Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah.
Secara kalkulasi politik, mestinya tidak sulit bagi Intan untuk merengkuh kursi Ketua Golkar Kabupaten Tangerang. Pasalnya, saat ini Intan sedang menduduki jabatan politik yang cukup strategis, yakni Wakil Bupati Tangerang. Tentu itu merupakan modal yang dapat dikapitalisasi untuk menuai dukungan.
Tidak hanya itu, Intan juga merupakan adik dari Mantan Bupati Tangerang dua periode yaitu Ahmed Zaki Iskandar. Zaki, dianggap sukses memasang pondasi pembangunan di Kabupaten Tangerang.
Tak sekadar itu, Zaki merupakan tokoh penting di Golkar Kabupaten Tangerang. Ia pernah menjadi Ketua Golkar Kabupaten Tangerang. Sehingga sangat mungkin pengaruh Zaki di Kabupaten Tangerang, termasuk di partai kuning itu masih sangat kuat.
Tesis bahwa Intan sepertinya tak kesulitan untuk mengambilalih kursi Ketua Golkar Kabupaten Tangerang, juga dapat dilihat dari perhelatan Pilkada Kabupaten Tangerang tahun lalu. Sebagaimana diketahui, Intan yang berpasangan dengan Maesyal Rasyid, melawan Mad Romli, yang saat itu, dan sampai sekarang, merupakan Ketua Golkar Kabupaten Tangerang.
Menariknya, DPP Golkar justru urung merekomendasikan Haji Ombi, sapaan akrab Mad Romli, pada Pilkada itu. DPP Golkar justru merekomendasikan Maesyal dan Intan. Situasi itu, awalnya dianggap bakal membuat kader Golkar Kabupaten Tangerang gamang: mendukung Haji Ombi, yang notabene Ketua Golkar Kabupaten Tangerang, atau Pasangan Maesyal dan Intan.
Namun ternyata, sikap kader di luar dugaan. Ramai-ramai kader menyatakan dukungan untuk pasangan Maesyal dan Intan. Pada titik ini, sebenarnya Haji Ombi sudah dapat dikatakan “lame duck” atau “bebek lumpuh”, istilah politik untuk menggambarkan posisi politikus yang akan segera digusur penggantinya, atau politikus yang sudah tidak memiliki pengaruh, meski secara fakta ia masih menduduki jabatan.
Bagi Haji Ombi, situasi ini memang tidak mengenakan, saat kekuasaannya sudah tidak lagi mampu menggerakkan. Ibarat kata, posisi Haji Ombi sekarang, seperti berbicara tanpa ada yang mendengarkan. Maka dengan segala kesadaran, Haji Ombi mestinya segera melepaskan kedudukan.
Sedangkan pada sisi Intan, situasinya sedang menguntungkan. Intan yang memiliki jabatan di pemerintahan, tentu angin segar bagi Golkar Kabupaten Tangerang untuk mempertahankan kemenangan. Sebagaimana kita tahu, pada Pemilu 2024, Golkar sukses mendulang suara terbanyak di Kabupaten Tangerang.
Dukungan untuk Intan pun mengalir dari berbagai elemen Golkar. Intan dianggap menyelamatkan telah ‘wajah’ Golkar pada Pilkada 2024. Di mana di beberapa daerah di Banten, pasangan yang diusung atau yang didukung Golkar bertumbangan. Intan pun dianggap yang paling ideal untuk menduduki Ketua Golkar Kabupaten Tangerang.
Selain itu, bagi Intan sendiri, menempati pos strategis di partai merupakan keharusan. Dengan menjadi ketua partai, Intan bisa memberikan kontribusi besar untuk memastikan kebijakan Pemkab Tangerang mendapatkan dukungan politik, terutama di meja dewan. Dengan demikian, posisinya sebagai orang nomor 2 di Kabupaten Tangerang bukan sekadar pelengkap.
Dan yang tak kalah penting, jadinya Intan sebagai Ketua Golkar Kabupaten Tangerang adalah untuk menyelematkan partai yang dilanda isu tak sedap. Pilkada Kabupaten Tangerang tahun lalu jelas membuat partai beringin terbelah, meski keterbelahannya tidak “belah semangka”.
Pada dan usai Pilkada, Golkar Kabupaten Tangerang disebut tidak solid. Intan dinilai mampu mengonsolidasikan kembali elemen Golkar agar kembali kokoh.
Pada akhirnya saat ini, tidak ada figur lain yang paling ideal untuk memimpin Golkar Kabupaten Tangerang selain Intan. Ia bukan orang baru di Golkar. Memiliki jabatan politik di pemerintahan. Memiliki jejaring yang kuat di akar rumput. Dan yang pasti, dapat membawa Golkar melesat lebih tinggi lagi.
Maka sesuai dengan kalimat pembuka pada tulisan ini: “tak ada tekanan, tak ada intan” yang merupakan ungkapan filosofis bermakna: tekanan atau cobaan yang dihadapi akan menjadi proses yang membentuk seseorang menjadi lebih kuat, tangguh, dan berharga.
Dan bila nantinya Golkar Kabupaten Tangerang dipimpin Intan, sangat mungkin partai beringin itu akan berkilau seperti berlian.
Oleh: Ahmad Romdoni
Disclaimer: judul dan isi tulisan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari penulis dan bukan merupakan pandangan atau sikap redaksi