Herman Suwarman: Percepat Penurunan Stunting dengan Intervensi Spesifik dan Sensitif

2 menit membaca

KOTA TANGERANG (Lensametro.com) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman, membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Audit Kasus Stunting (AKS) di Aula Al-Amanah Gedung Puspem Kota Tangerang, Senin (26/08). Dalam acara tersebut, yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas dan lurah dari seluruh Kota Tangerang, Herman menegaskan pentingnya pengoptimalan intervensi untuk mempercepat penurunan stunting di wilayah tersebut.

Herman, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Tangerang, menjelaskan bahwa intervensi yang diperlukan terbagi menjadi dua jenis: intervensi spesifik dan intervensi sensitif. “Intervensi spesifik mencakup tindakan langsung seperti peningkatan asupan makanan, penanganan infeksi, status gizi ibu, pengobatan penyakit menular, dan kesehatan lingkungan. Intervensi ini biasanya dilakukan oleh sektor kesehatan,” jelasnya.

Sementara itu, Herman menambahkan bahwa intervensi sensitif berfokus pada penyediaan air bersih dan sarana sanitasi yang lebih baik. “Intervensi sensitif ini biasanya dilaksanakan oleh berbagai sektor di luar Kementerian Kesehatan, seperti BKKBN melalui DP3AP2KB, DINKES, DINSOS, PERKIM, DLH, DKP, DISDIK, KOMINFO, DUKCAPIL, dan lain-lain,” terangnya.

Pemkot Tangerang, lanjut Herman, terus mengoptimalkan kedua jenis intervensi tersebut melalui sejumlah program yang telah berjalan, termasuk Gerakan Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Sehat Anak Stunting (Dashat), dan inisiatif lainnya seperti PKK, Skrining TBC di Posyandu, serta program Satu Telur Satu Minggu (Satesami) oleh ASN di Kota Tangerang.

Herman juga menjelaskan bahwa Rakor AKS ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami penyebab risiko stunting di Kota Tangerang. “Hasil identifikasi ini kemudian dianalisis untuk memberikan rekomendasi pencegahan yang harus dilakukan. Selanjutnya, strategi-strategi akan dirumuskan untuk perbaikan lebih lanjut,” ujarnya.

Menutup penjelasannya, Herman menekankan bahwa strategi pencegahan stunting harus dioptimalkan. “Ini termasuk meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, serta meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan, termasuk air minum dan sanitasi. Semua ini dapat dicapai melalui optimalisasi intervensi spesifik dan sensitif,” pungkasnya. [LM]