SERANG (Lensametro.com) – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan perlunya satu persepsi dalam pengelolaan dan penanganan sampah di seluruh wilayah Provinsi Banten. Menurutnya, setiap daerah menghadapi tantangan berbeda sesuai karakter dan jumlah timbunan sampah.
Pernyataan itu disampaikan Andra Soni saat memimpin Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah se-Provinsi Banten di Pendopo Gubernur Banten, KP3B-Curug, Kota Serang, Jumat (12/9/2025). Rakor ini juga dihadiri Sekretaris Utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosan Vivien Ratnawati serta jajaran pemerintah kabupaten/kota.
“Terdapat 8.126 ton sampah yang timbul per harinya di Provinsi Banten dan kemungkinan akan terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk,” papar Andra.
Menurutnya, permasalahan sampah di Tangerang Selatan berbeda dengan Kabupaten Serang, baik dari sisi jenis maupun jumlah tonase. Karena itu, ia berharap rakor kali ini bisa memberi gambaran komprehensif sehingga lahir langkah strategis dalam penanganan dan pengelolaan sampah di tiap daerah.
“Kita sekarang berpikir bukan tentang memindahkan sampah, tapi berpikir tentang mengelola sampah yang targetnya nanti di tahun 2029 seluruh kabupaten kota bisa mengelola 100 persen sampahnya,” imbuhnya.
Ia menambahkan, KLHK juga akan mendampingi Provinsi Banten dalam menangani persoalan di delapan kota dan kabupaten. Menurutnya, pengelolaan sampah yang tepat tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga menghadirkan nilai ekonomis.
“Kita harus memilih teknologi tepat guna seperti apa, dulu kita bicara RDF dan sekarang kita bicara waste to energy. Dan apa saja syaratnya waste to energy, jangan sampai bicara waste to energy tapi kapasitas sampahnya tidak mencukupi,” jelas Andra.
Selain penggunaan teknologi, ia menekankan pentingnya edukasi publik. Edukasi, kata Andra, menjadi kunci agar masyarakat memahami bahwa sampah merupakan tanggung jawab bersama.
“Saya rasa kita harus bersama-sama mengedukasi masyarakat, mengedukasi masyarakat terus berjalan. Tetapi yang penting saat ini (penanganan dan pengelolaan sampah, red) harus segera ditangani,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Utama KLHK Rosan Vivien Ratnawati menegaskan pihaknya mendukung penuh upaya penyelesaian persoalan sampah di Banten. Ia menilai pemanfaatan teknologi yang tepat bisa memberi manfaat lebih, termasuk energi.
“Seperti Tangsel dan Kabupaten Tangerang itu ribuan ton berarti cocok untuk teknologi yang menjadi listrik, kemudian daerah lainnya mungkin bisa aglomerasi. Saya yakin ketika kita sudah mengupas persoalan-persoalan ini dengan detail, maka penyelesaiannya memang juga harus berbeda-beda,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rosan menegaskan bahwa sistem pengelolaan sampah yang usang harus segera ditinggalkan.
“Paling tidak sanitary controlled landfill itu harus dilakukan,” pungkasnya. [LM]