banner 970x250
banner 970x250

banner 970x250

Dari Defisit Air Hingga Digitalisasi Layanan, PERUMDAM TKR Paparkan Strategi di Forum Rembuk Interaktif

Atma (Lensametro.com)
15 Agu 2025 16:24
2 menit membaca

JAKARTA (Lensametro.com) – Forum Rembuk Interaktif pada hari terakhir gelaran Indowater 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jumat (15/8/2025), menghadirkan sejumlah narasumber penting. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang.

Acara tersebut turut dihadiri Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Dewi Chomistriana, yang menegaskan bahwa isu perubahan iklim makin nyata dampaknya, terutama terhadap ketersediaan air.

“Perubahan iklim menjadi tantangan global yang mendesak, mulai dari kekeringan, intrusi air laut, hingga degradasi kualitas air, yang mengakibatkan ketimpangan distribusi di mana ada wilayah yang surplus dan ada yang mengalami kekurangan karena sumber air tidak merata,” jelas Dewi.

Menurutnya, analisis ketersediaan air baku nasional tahun 2024 menunjukkan kebutuhan air mencapai 474 m³ per detik, sementara ketersediaannya hanya 253 m³ per detik. Artinya, terdapat defisit sebesar 221 m³ per detik. Kondisi ini menuntut pengelolaan lebih baik melalui pembangunan SPAM, waduk, embung, dan upaya konservasi demi pemerataan akses air minum.

Pemerintah, lanjut Dewi, tetap berpegang pada prinsip 4K (Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan). Untuk mendukungnya, Kementerian Pekerjaan Umum tengah menyiapkan revisi PP 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, termasuk penambahan isu integrasi SPAM dengan sistem pengelolaan air limbah.

“Kepastian ketersediaan air baku menjadi pekerjaan bersama yang harus dijaga melalui pelestarian ekosistem dan sistem hidrologi, sekaligus membuka peluang kolaborasi multipihak demi keberlanjutan pasokan air di masa depan,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PERUMDAM TKR, Sofyan, menyampaikan materi terkait Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim. Ia menekankan bahwa perubahan iklim kini menjadi isu utama dalam industri air bersih, sebab air adalah sumber daya alam yang sangat bergantung pada lingkungan.

Selain itu, Sofyan menilai keterlibatan teknologi, seperti digitalisasi pelanggan, menjadi langkah penting untuk mempermudah pengelolaan di masa depan. Meski tidak mudah, hal ini membutuhkan kesiapan sistem yang matang.

PERUMDAM TKR, lanjutnya, juga mendorong perbaikan struktur organisasi dengan menempatkan direktur yang profesional serta memahami bidang air, agar pengelolaan dari hulu hingga hilir berjalan optimal.

Data terkini menunjukkan masih ada 79 PDAM yang belum bertransformasi menjadi PERUMDAM. Dari seluruh PDAM di Indonesia, hanya 32 yang memiliki pelanggan lebih dari 100 ribu.

“Saya mengusulkan agar Pemerintah kedepannya bisa membagi fokus, tidak hanya pada PDAM besar saja tetapi membantu pengembangan PDAM kecil, baik dari sisi manajemen maupun SDM, sehingga dapat menjadi model atau template keberhasilan yang bisa direplikasi,” tutur Sofyan. [LM]