Kolaborasi Pemerintah Daerah dan BI, Banten Siap Kendalikan Inflasi

Redaksi
6 Jan 2025 21:26
2 menit membaca

SERANG (Lensametro.com) – Inflasi di Provinsi Banten menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi. Penjabat (Pj) Gubernur Banten A Damenta menyatakan pihaknya akan menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) bersama pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyusun langkah strategis dalam pengendalian inflasi di wilayah tersebut. Rakorda ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara virtual pada Senin (6/1/2025).

“Tadi kita telah mendengarkan arahan Mendagri terkait pengendalian inflasi. Kita akan tindaklanjuti dengan Rakorda bersama pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten,” ujar A Damenta usai mengikuti rapat virtual di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang.

Inflasi di Provinsi Banten pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,88 persen secara year-on-year (y-on-y), sementara tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) pada Desember mencapai 0,50 persen. Angka inflasi year-to-date (y-to-d) juga berada di 1,88 persen.

Menurut A Damenta, Rakorda tersebut bertujuan untuk memetakan kondisi inflasi di masing-masing Kabupaten/Kota, karena inflasi Provinsi Banten merupakan gabungan dari tingkat inflasi di daerah-daerah tersebut. “Kita akan mengadakan Rakor bersama BI dan pihak terkait lainnya. Nanti kita lakukan langkah-langkah konkret untuk menekan inflasi,” katanya.

Sebagai bagian dari strategi pengendalian, A Damenta menyoroti pentingnya pemanfaatan lahan kosong untuk meningkatkan produksi komoditas pangan. “Kita memiliki lahan yang luas dan potensi untuk tanaman subur. Ini yang akan kita gerakkan bersama teman-teman di Kabupaten/Kota,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, M. Lukman Hakim, mengungkapkan beberapa komoditas utama penyumbang inflasi year-on-year. “Komoditas penyumbang utama inflasi secara umum antara lain emas perhiasan sebesar 0,27 persen, kopi bubuk sebesar 0,22 persen, dan sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,16 persen,” jelasnya.

Lukman juga menambahkan bahwa meskipun emas memberikan dampak inflasi yang signifikan, bahan pokok secara umum masih terkendali. “Penyumbang terbesarnya lebih kepada emas, karena itu naiknya signifikan. Secara umum untuk bahan pokok relatif terkendali,” pungkasnya.

Melalui Rakorda dan sinergi dengan Bank Indonesia, pemerintah daerah optimistis dapat menekan inflasi serta menjaga stabilitas harga di Provinsi Banten. [LM]