Kapolresta Tangerang Imbau Masyarakat Doakan Abah Uci dari Rumah

TANGERANG, LENSAMETRO- Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sribintoro mengajak masyarakat mendoakan pimpinan Pondok Pesantren Al Istiqlaliyah KH Uci Turthusi.

“Masyarakat diharapkan mendoakan Abuya Uci dari rumah,” ujar Wahyu melalui pesan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (6/4/2021).

Menurut Kapolres, kondisi pandemi Covid-19 ini mengharuskan jamaah untuk melaksanakan sholat ghoib di tempat masing-masing.

“Para jamaah agar mendoakan Abuya
Dengan doa. Bersama dan sholat ghoib di rumah, musholah, masjid dan
Pondok Pesantren,” ucapnya.

Lebih lanjut,o orang nomor satu di Polresta Tangerang ini mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya ulama kharismatik asal Kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis tersebut.

Baca Juga ; Ulama Kharismatik Abah Uci Cilongok Tutup Usia

“Semoga Abuya husnul khotimah. d
Ditempatka pada derajat tertinggi disisi Allah SWT. Dan kita semua terhindar dari Covid 19,” tukasnya.

Perlu diketahui, ulama yang berpengaruh di Provinsi Banten KH Uci Turthusi telah tutup usia pada pagi Selasa, 6 April 2021.

Kerap Pindah-Pindah Pesantren

KH. Uci Turthusi atau yang kerap disapa dengan panggilan Abuya Uci Turtusi lahir di Pondok Pesantren Al Istiqlaliyah, di Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Tangerang, Banten. Beliau merupakan putra dari Abuya Dimyathi Al-Bantani Cilongok yang merupakan ulama Banten berpengaruh bersama Abuya Dimyati Cidahu.

Dilansir dari Laduni.id, KH Uci Turtusi memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya, Abuya Dimyathi Al-Bantani.

Setelah selesai belajar dengan ayahnya, beliau melanjutkan pendidikannyan dengan belajar kepada 32 orang guru di berbagai pesantren, yang beliau tempuh selama 32 tahun.

Abuya Uci kerap berpindah pindah pesantren. Paling lama waktu belajar, beliau tempuh selama 3 tahun lebih bahkan ada yang hanya 1 hari kemudian beliau pindah lagi.

Hal tersebut dikarenakan ketika pengasuh pesantren mengetahui bahwa beliau adalah anak Abuya Dimyathi al-Bantani, maka kebanyakan para kiai justru tidak berani menerimanya sebagai murid.

Setelah wafat ayahandanya, Abuya Dimyathi al-Bantani, kepengasuhan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah yang berdiri sejak tahun 1957 M dilanjutkan oleh putra beliau, KH. Uci Turthusi.

Pondok pesantren tersebut berada di kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, berdiri di atas lahan seluas sekitar 4,5 hektar (joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *