JMSI Banten Jadi Tuan Rumah Pertama “Safari Buku”, Dukung Jurnalisme Berkualitas

Redaksi
22 Mar 2025 15:51
2 menit membaca

KAB. TANGERANG (Lensametro.com) – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Banten menjadi tuan rumah pertama dalam program “Safari Buku” yang diinisiasi JMSI dan penerbit Booknesia. Kegiatan ini berlangsung di sela acara buka puasa bersama JMSI Banten di Ardes Cafe, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/3/2025). Dalam kesempatan tersebut, Pengurus Pusat JMSI turut mensosialisasikan kerja sama dengan Booknesia dalam hal penerbitan buku.

Kerja sama antara JMSI dan Booknesia telah ditandatangani pada 18 Februari 2025 di Hall Dewan Pers. Dalam kemitraan ini, Booknesia, yang merupakan anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), akan membantu manajemen penerbitan buku bagi Pengurus Daerah JMSI. Asistensi tersebut mencakup proses editing, pracetak, penerbitan, hingga distribusi buku.

Ketua Bidang Luar Negeri JMSI, Yophiandi Kurniawan, mengutip tokoh pers Jacob Oetama dan Rosihan Anwar yang menyebut bahwa buku adalah mahkota wartawan. Ia mendorong para wartawan, khususnya yang bekerja di media anggota JMSI, untuk menerbitkan buku.

“Perkembangan dunia digital tidak menghapus arti penting buku. Justru, penerbitan buku makin dibutuhkan untuk mengawal jurnalisme berkualitas dan berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Ketua JMSI Banten, Wahyu Hariyadi, mengungkapkan bahwa banyak wartawan di perusahaan pers anggota JMSI yang memiliki kecakapan dalam menulis buku selain menulis berita.

Ia berharap potensi ini dapat dikembangkan melalui kemitraan antara JMSI dan Booknesia.

General Manager Booknesia, Yayat R. Cipasang, menjelaskan bahwa ada potensi besar dalam penerbitan buku dari daerah yang dapat dikelola oleh Pengurus Daerah maupun Pengurus Cabang JMSI.

“Banyak pihak di daerah yang ingin menerbitkan buku, baik masyarakat umum, public figure, maupun politisi. Peluang ini harus ditangkap Pengurus Daerah JMSI sebagai salah satu alternatif pengembangan potensi daerah,” jelasnya.

Yayat menambahkan bahwa pihaknya siap memberikan asistensi dalam proses editing, sedangkan proses editing itu sendiri dapat dilakukan oleh rekan-rekan di daerah. Selain itu, Booknesia juga menyediakan pedoman tata letak dan pracetak yang harus diikuti oleh layouter buku di daerah guna menjaga kualitas terbitan.

“Kami juga bisa menghubungkan Pengurus Daerah JMSI dengan percetakan dan pihak distributor,” ujarnya.

Seperti Yophiandi, Yayat juga mendorong agar wartawan menerbitkan buku karya mereka sendiri.

“Bukunya bisa membahas apa saja. Buku yang ringan dan sederhana juga boleh. Misalnya kumpulan hasil liputan atau wawancara yang menarik,” katanya lagi.

Selain itu, ia mencontohkan penerbitan karya akademik, seperti disertasi yang dibukukan agar dapat menjangkau pembaca lebih luas.

“Seperti Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa, yang telah berulang kali menerbitkan buku, baik buku kompilasi karya jurnalistiknya maupun disertasinya,” pungkas Yayat. [LM]