TANGSEL (Lensametro.com) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rawa Buntu 03 Kota Tangerang Selatan memicu sorotan tajam. Pasalnya, ratusan siswa di sekolah tersebut hanya mendapat menu tahu isi, bahkan sebagian dalam kondisi tak layak konsumsi karena sudah berlendir.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (17/7/2025). Kepala SDN 03 Rawa Buntu, Amir Mahmud, menyampaikan bahwa para siswa langsung mengeluhkan rasa dan kondisi makanan tersebut.
“Setelah kami cek ternyata menunya tahu isi yang sebagian sudah berlendir. Menurut siswa rasanya aneh, tidak enak, sudah basah seperti sudah basi. Akhirnya banyak yang terbuang karena anak-anak tidak suka,” kata Amir kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Menu makanan itu pun menuai protes dari para orang tua siswa. Mereka khawatir anak-anaknya mengonsumsi makanan yang sudah basi dan dapat membahayakan kesehatan.
Amir juga mempertanyakan kandungan gizi dalam menu MBG yang diterima sekolahnya. Ia menyebut sejak program ini dimulai, pihaknya belum pernah menerima menu berbasis nasi seperti yang dijanjikan.
“Kami baru 9 kali menerima MBG, bahkan untuk menu nasi kami belum pernah dapat. Tapi karena kami hanya pihak penerima manfaat kami terima saja cuma ya itu terakhir kami dapat tahu isi yang sudah berlendir. Bahkan, hari ini tidak ada pengiriman MBG ke sekolah kami,” tuturnya.
Ia menambahkan, dari sembilan kali distribusi, siswa hanya diberi makanan ringan seperti biskuit, roti, dan lontong. Bahkan, pernah juga mendapat burger yang menurutnya tergolong junk food.
“Kalau soal gizi saya memang tidak begitu paham yah tapi ya paling enggak ada evaluasi dari pihak BGN supaya lebih diperbaiki lagi menunya. Karena sayang, mubazir, banyak yang terbuang akhirnya,” tandas Amir.
Ia pun berharap Badan Gizi Nasional wilayah Tangsel melakukan evaluasi menyeluruh agar program MBG benar-benar memberi manfaat maksimal bagi siswa dan tidak sekadar formalitas.
Sementara itu, saat dimintai tanggapannya, pihak Badan Gizi Nasional SPPG Kota Tangerang Selatan enggan memberikan komentar terkait keluhan tersebut. [LM]