PANDEGLANG;LENSAMETRO- Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2020 di Ponpes Annizhomiyah, Jaha- Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten tetap digelar meskipun di masa pandemi, Minggu (22/10/2020).
Namun, peringatan digelar secara sederhana dengan unjuk kemampuan mamasak nasi liwuet yang merupakan bagian dari salah satu ciri khas santri Banten.
Ibu Nyai Pimpinan Pondok Pesanteren Annizhomiyuah, Risti Aghisni mengatakan, lomba ngaliwet bagian dari rasa syukur santri atas ditetapkannya 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (HPN) oleh pemerintah.
“Penyelenggaraan ini sebenarnya bentuk hiburan dan seremonial aja, kita peringati hari santri ini dengan gembira mengangkat tradisi ngaliwet di pesantren tradisional,” ujar Nyai Risti kepada lensametro.com.
Kemudian ia melanjutkan, ada kisah unik yang penting bisa direnungkan dalam tradisi ngaliwet ini, salah satu hal penting dari budaya masak sendiri dengan menu seadanya merupakan pendidikan pesantren tradisional dalam melatih santri untuk hidup mandiri dan tidak hedonis.
“Selain seremonial yang sederhana ini, sebetulnya ada nilai pendidikan yang penting kita renungkan, yaitu melatih santri untuk mandiri dan tidak hedon di tengah dunia yang semakin modern ini,” lanjutnya.
Salah satu santri yang juga Lurah Kobong, Sirojudin, mengaku senang dan gembira atas perlombaan ini. Ia mengungkapkan bahwa, lomba ngaliwet antar kelompok kobong (kamar tidur) ini meskipun diselingi dengan saling becanda dan saling ejek masakan antar kelompok.
“Seru, saya senang dan gembira, saling rebut alat masak dan pisau,” tukasnya.
Baca Juga : Ribuan Santri dan Kiai Padati Alun-Alun Pandeglang di Harlah NU
Ia menjelaskan, lomba ngaliwet tersebut diikuti 7 kelompok santri. ” Ada yang enak, ada pula yang asin dan kepedasan,” tandasnya.
Perlu diketahui, nasi liwet adalah tradisi santri di Banten. Bahannya yakni berula beras yang dicampur dengan sejumlah rempah- rempah. Kemudian di masak masak secara bersamaan. Biasanya mengunakan tungku dengan kayu bakar. (oq/joe)