Ngadu Ke DPRD Cilegon, Korban Banjir Kecewa 

 

CILEGON; LENSAMETRO- Hasil pertemua  hearing kedua DPRD Kota Cilegon dalam mengatasi banjir di Kampung Tegal Wangi Kruwuk RT 03/07, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol Kota Cilegon tanpa hasil.

Warga yang ngadu ke wakil rakyat di lokasi kecewa lantaran tidak ada solusi konkret yang diberikan baik dari pemerintah Kota Cilegon maupun perusahaan setempat.

Salah satu warga terdampak, Firman Sudarsa mengatakan, dalam hasil hearing yang diikuti oleh warga belum nampak adanya kesungguhan dari pemerintah dan pihak perusahaan dalam mengatasi banjir yang rutin terjadi di Tegal Wangi Kruwuk RT 03/07.

“Banjirnya parah tingginya 2 meter dengan kerugian mencapai ratusan juta. Normalisasi saluran air dianggap gagal, buktinya warga masih mengalami banjir. Jadi sia-sia dan terkesan membuang-buang anggaran,” ujarnya kepada Wartawan, Selasa (12/05/2020).

Ia menambahkan, sebenarnya warga setempat membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah banjir di Rawa Arum. Ia menyebut masyarakat telah menyepakati dan memberi solusi untuk dibuat tandon yang berfungsi menampung air apabila debit air tinggi.

“Tidak ada cara lain selain membuat tandon, namun apabila tidak disetujui oleh pemerintah daerah. Maka warga mendesak agar saluran air yang telah diurug di PT. LCI dikembalikan kembali seutuhnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 03/07 Link Kruwuk, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol Nasehudin mengatakan, bahwa PT.LCI dianggap menjadi penyebab banjir di hilir pembuangan air dari Kecamatan Grogol dan Citangkil. Hal tersebut lantaran pengalihan fungsi lahan dan tidak disediakannya tandon untuk menampung dan mengalirkan air.

“Logika umumnya sih simple saja, itu kan tadinya tanah resapan air yang di Lotte yang diurug. Disaat diurug belum ada gantinya otomatis air kan pada buyar ke permukiman warga,” ungkap di Gedung DPRD Kota Cilegon.

Nasehudin mengatakan, PT Lotte Chemical Indonesia setidaknya menyiapkan 1 persen lahan yang ada untuk dijadikan tempat resapan air, sebagai pengganti resapan yang hilang. Hal tersebut wajib dilakukan, sebab kata dia, agar tidak merugikan warga sekitar.

“Sekarang tuntutannya adalah, bagaimana dari 100 hektare lebih lahan pembangunan proyek Lotte itu 1 persen aja dibuat tandon untuk pengganti lahan serapan yang diurug,” jelasnya.

Menurutnya, warga sebenarnya mendukung adanya aktivitas pabrik tersebut. Namun, kata dia, pabrik juga harus memikirkan dan memperhatikan kelayakaan hidup masyarakat sekitar. Pihaknya mendukung langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Cilegon untuk menyelesaikan masalah tersebut. Meskipun dalam rapat ini belum adanya solusi terbaik yang bisa dilakukan segera.

“Belum, tadi saya lihat saya dengarkan belum ada kepastian (solusi). Nanti ada tim penanggulangan banjir untuk menangani itu,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon Faturohmi mengaku akan segera menindaklanjuti permintaan warga tersebut termasuk melibatkan industri. “Jadi nanti akan secara bertahap, kita akan bahas teknisnya bagaimana dan ini sifatnya terbuka,” katanya.

Faturohmi mengatakan, langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah tim penanggulangan banjir akan segera menyusun detail. Tim penanggulangan banjir itu terdiri dari Dinas PU Cilegon, Dinas Perkim Cilegon, dan Bappeda. (stu/joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *