TANGERANG, LENSAMETRO- Seorang janda bernama Entin (65) yang mengidap tunanetra di Kampung Cibogo Kulon, RT 06/02, Kelurahan Kelapadua, Kecamatan Kelapadua, Kabupaten Tangerang kerap menahan lapar. Hal itu, lantaran wanita lanjut usia (Lansia) ini tidak memiliki uang.
Perempuan yang memiliki tiga anak ini mengau, kedua anaknya yang perempuan sudah berkeluarga dan masih membujang bersama dan bekerja sehari-hari sebagai pembuang sampah.
“Anak laki laki emak bekerja di sekolah, tukang buang sampah digaji Rp300 ribu sebulan,” ujar Entin saat ditemui wartawan di kediamannya yang tidak jauh dari SMAN 23 kabupaten Tangerang, Minggu (14/02/2021).
BACA JUGA : Situ Kelapadua Susut 20 Hektare, Pengamat Minta KPK Turun ke Tangerang
Entin mengaku, kerap seharian terpaksa menahan lapar dikarenakan menunggu anaknya pulang. Sebab, matanya sudah tidak bisa melihat sejak 6 tahun akibat menderita katarak.
Entin menempati ruamh dengan luas 1,5 x 2 meter persegi. Di dalam rumah tersebut terlihat kasur, televisi tabung versi jadul berukuran 19 inch, lemari kayu yang sudah lapuk dan dispenser usang.
Sedangkan dapur berada di sebelah rumah dengan ukuran 2×1 meter persegi. Sedangkan kamar anaknya yang sudah menikah terpisah darinya, luas kamar tersebut sekitar 2×1 meter.
Sekitar pukul 16.00 WIB di hari saat wartawan mengunjungi dirinya Entin terlihat memotong tempe dan terlihat meraba-raba. Ia mengaku belum makan sejak pagi lantaran harus menunggu anaknya pulang bekerja.
“Belum makan pak. Anak belum pulang ke rumah. Saya sudah tidak bisa melihat jadi tidak bisa memasak lagi,” imbuhnya.
Ditanya terkait bantuan sosial (Bansos), perempuan tua ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan. Baik paket sembako dari pemerintah maupun dari program lainnya seperti program keluarga harapan (PKH) serta bantuan stimulus lainnya.
“Baru kemarin kartu keluarga dan KTP diminta pak RW setelah pak lurah dan pak dandim serta bu camat menengok ke sini. Sebelumnya belum pernah dapat bantuan apa-apa kok. Dan baru kemarin sembako dan uang dari pak dandim,” tukasnya.
Entin mengaku hanya bisa mengelus dada mendengar adanya bantuan sembako maupun uang tunai namun tidak menerima dan namanya tidak pernah disebut.
“Emak hanya bisa diam saja. Hati mah sakit. Yang sehat menerima sementara emak yang seperti ini tidak,” ucapnya sambul meneteskan air mata.
BACA JUGA : Pak Dandim dan Ketua PWI Kunjungi Warga Miskin di Kelapadua
Untuk kehidupan sehari-hari, Entin mengandalkan uang dari menantu yang menikahi anak bungsunya. Sebelumnya, apabila tidak memiliki uang dan beras, ia mengumpulkan sampah plastik untuk membeli makan.
Perlu diketahui, tempat tinggal Entin tidak jauh dari kawasan bisnis yang berada di Gading Serpong, Kelapadua, Kabupaten Tangerang. (rim/joe)