Banjir Makin Parah, Gubernur Banten Minta Evaluasi Menyeluruh Sistem Drainase Kota Tangerang

Redaksi Lensametro.com
8 Jul 2025 21:40
2 menit membaca

KOTA TANGERANG (Lensametro.com) – Banjir yang terus berulang di Kota Tangerang mendapat sorotan tajam dari Gubernur Banten, Andra Soni. Saat meninjau langsung lokasi terdampak di Jalan Ciledug Indah Barat, Karang Tengah, Selasa (8/7/2025), Andra menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh atas sistem pengelolaan air dan penanggulangan banjir di wilayah tersebut.

“Tadinya banjir datang lima tahun sekali. Sekarang makin sering. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus evaluasi menyeluruh, termasuk sistem drainase, penyempitan sungai, dan pengaruh perubahan iklim,” tegasnya kepada wartawan.

Sebanyak 21 titik banjir aktif tercatat tersebar di wilayah Kota Tangerang. Kondisi ini disebut Andra sebagai persoalan kronis yang membutuhkan penanganan lintas sektor dan lintas wilayah secara terpadu.

Pemerintah Provinsi Banten, lanjut Andra, akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat guna merumuskan solusi teknis dan kebijakan yang terintegrasi. Salah satu strategi yang dikaji adalah penggunaan teknologi modifikasi cuaca, seperti yang sudah diterapkan di DKI Jakarta.

Andra juga mengungkapkan bahwa komunikasi lintas wilayah sudah dilakukan sebelumnya. Isu banjir ini bahkan telah dibahas bersama Kementerian PUPR dan Kemenko PMK dalam forum penanggulangan banjir kawasan Jabodetabekjur (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, dan Cianjur).

“Kita dorong adanya Instruksi Presiden (Inpres) agar penanganan banjir dilakukan secara menyeluruh dari hulu, tengah, hingga hilir. Tidak bisa lagi saling menyalahkan. Ini saatnya berbenah,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga akan segera menyusun pemetaan rinci atas seluruh titik banjir di Kota Tangerang. Langkah ini disebut sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam rangka mempercepat penyelesaian berbagai persoalan strategis, termasuk bencana banjir.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Andra turun langsung ke area banjir, meninjau kondisi aliran sungai, berdialog dengan warga terdampak, dan mendengarkan laporan dari para petugas lapangan.

Wali Kota Tangerang, Sachrudin, yang turut mendampingi, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi dan pergeseran pola musim menjadi salah satu faktor utama banjir di wilayah rendah.

“Musim hujan yang biasanya terjadi di bulan-bulan berakhiran ‘R’ kini bergeser ke Mei, Juni, dan Juli. Ini mengharuskan kita untuk segera merevisi rencana tata ruang wilayah, terutama di sekitar daerah aliran sungai,” ungkapnya.

Sachrudin menyebutkan bahwa saat ini terdapat 21 titik banjir aktif di Kota Tangerang.

“Beberapa ruas sungai belum tertangani secara tuntas. Dengan dukungan dari Pak Gubernur, kami optimistis proses normalisasi dan penanganan teknis lainnya bisa segera dipercepat,” tuturnya. [LM]