KOTA TANGERANG (Lensametro.com) – Apresiasi yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang atas komitmen menjaga kebersihan dan pengurangan emisi, menuai kritik tajam. Di tengah pujian tersebut, kondisi di lapangan justru memperlihatkan tumpukan sampah di sejumlah titik utama kota.
Sebagaimana dilansir Fixsnews.co.id, pantauan langsung pada Senin pagi (20/10/2025) sekitar pukul 08.57 WIB menunjukkan sampah yang berserakan di sepanjang Jalan H.O.S. Cokroaminoto, Kecamatan Ciledug. Pemandangan ini memantik reaksi keras dari berbagai pihak, terutama kalangan aktivis lingkungan dan kebijakan publik.
Salah satunya datang dari aktivis kebijakan publik, Ibnu Jandi, yang menilai apresiasi KLH kepada Pemkot Tangerang tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya di lapangan. Ia menuding kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang masih lemah, meski sejak 2017 hingga 2024 anggaran kebersihan yang dikelola telah mencapai Rp1,7 triliun.
“Kalau Kementerian LH memberikan apresiasi kepada Pemkot Tangerang, itu karena inisiatif dari Wali Kota Tangerang, Sachrudin. Bukan karena kesadaran atau kerja nyata dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup. Faktanya, beberapa hari lalu Wali Kota menegur langsung Kadis LH di lapangan karena melihat tumpukan sampah masih berantakan,” katanya kepada Fixsnews.co.id, Senin (20/10/2025).
Menurut Ibnu, apresiasi yang diberikan KLH bisa jadi hanya bersifat formalitas tanpa menunjukkan perbaikan mendasar dalam sistem pengelolaan sampah di kota tersebut. “Saya menduga apresiasi KLH hanyalah penghargaan semu. Ada kemungkinan demi mendapatkan pencitraan yang baik di mata publik. Padahal, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, tanggung jawab kebersihan berada di tangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing,” ujarnya.
Ia juga mengaitkan kritiknya dengan isu lama seputar penghargaan Adipura. Menurutnya, penilaian kebersihan dari Kementerian Lingkungan Hidup selama ini sering kali dikaitkan dengan praktik “penilaian semu” yang lebih menonjolkan aspek visual semata.
“Artinya Pemda Kota Tangerang hanya berupaya membersihkan kota secara singkat dan bukan kesadaran (multi inisiatif) sebelum tim penilai datang dan ini adalah cara-cara modus pembusukan kinerja Kadis LH yang ingin dipandang baik oleh Walikota Tangerang,” paparnya.
Dikutip dari Fixsnews.co.id, Ibnu juga menegaskan bahwa keberhasilan dalam pengurangan emisi di Kota Tangerang lebih dipengaruhi oleh komitmen Wali Kota daripada kinerja Dinas Lingkungan Hidup. Ia mendorong agar Wali Kota segera melakukan evaluasi terhadap jajaran dinas terkait dan mencari pengganti yang lebih berintegritas.
“Saya berharap Walikota Tangerang segera mencari pengganti Kadis LH yang lebih kredibel dan mencerminkan perbaikan nyata di Kota Tangerang, dan bukan lagi dianggap sebagai kinerja yang semu,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Wawan Fauzi, telah dihubungi oleh Fixsnews.co.id untuk dimintai tanggapan, tetapi belum memberikan respons. [ ]