KAB. TANGERANG (Lensametro.com) – Peredaran narkotika di Kabupaten Tangerang kian mengkhawatirkan. Jalur laut yang panjang dan akses darat yang padat membuat wilayah ini rawan dimasuki sindikat narkoba. Karena itu, Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Provinsi Banten mendesak Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) dan BNN Provinsi Banten untuk segera membentuk BNN Kabupaten Tangerang.
Ketua Granat Provinsi Banten, Budy Tjoanda, menilai kehadiran lembaga tersebut sudah sangat mendesak. Menurutnya, wilayah Kabupaten Tangerang yang luas dan berpenduduk padat menjadi sasaran empuk bagi jaringan pengedar narkotika.
“Wilayah ini tergolong sangat luas dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, menjadikannya target strategis jaringan sindikat,” katanya, Kamis (23/10/2025).
Budy menjelaskan, potensi masuknya narkotika ke Kabupaten Tangerang terbuka dari banyak sisi—mulai dari faktor geografis, sosial, hingga lemahnya pengawasan. Banyak titik rawan di wilayah itu yang minim pengawasan, sehingga memberi peluang bagi penyelundupan barang haram tersebut.
“Ada jalur laut yang membentang dari Kosambi sampai Kronjo,” terang Budy.
Ia menambahkan, jalur laut itu menjadi salah satu titik paling rentan. Panjangnya garis pantai Kabupaten Tangerang dari Kosambi hingga Kronjo, disertai pengawasan yang belum optimal, membuka kesempatan besar bagi sindikat untuk menyelundupkan narkoba.
Penyelundupan kerap dilakukan dengan berbagai modus, seperti menyembunyikan narkotika di dalam kompartemen kapal, peti kemas, atau dicampur dengan barang legal. Budy menyebut, wilayah Kabupaten Tangerang memiliki banyak pusat bisnis dan industri yang kerap dimanfaatkan jaringan tersebut.
Sindikat juga sering mengelabui petugas dengan memakai kapal kecil, kapal nelayan, atau becak laut agar tak terdeteksi karena pengawasan jalur laut masih minim.
Selain jalur laut, Budy menyoroti pula lemahnya pengawasan di jalur darat. Menurutnya, sindikat narkotika kerap memanfaatkan perbatasan darat yang longgar atau melintas melalui jalan-jalan kecil yang jarang diawasi aparat.
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Jakarta, Kabupaten Tangerang memiliki kepadatan lalu lintas darat dan udara yang tinggi. Kondisi ini memudahkan sindikat memanfaatkan beragam moda transportasi untuk memasukkan narkoba.
Letak geografis Kabupaten Tangerang yang menjadi pintu antara Jawa dan Sumatera juga menjadikannya jalur transit utama peredaran narkotika. Mobilitas yang tinggi di wilayah ini semakin memperbesar risiko masuknya barang haram tersebut.
Beberapa kecamatan di Kabupaten Tangerang bahkan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Situasi sosial ini dinilai menciptakan kerentanan terhadap penyalahgunaan narkoba, terutama di kalangan remaja dan pelajar, yang menjadi target pasar menguntungkan bagi para pengedar.
Melihat kondisi itu, Budy menilai penguatan pengawasan dan penindakan di Kabupaten Tangerang perlu segera dilakukan. Salah satu langkah strategisnya adalah membentuk BNN di tingkat kabupaten.
“Kami mendukung dan mendorong adanya BNN Kabupaten Tangerang untuk mempersempit peredaran narkotika di wilayah tersebut,” pungkasnya. [LM]