Menolak Punah, Begini Cerita Driver dan Mama Muda Pelanggan Odong-odong di Tigaraksa

TANGERANG, LENSAMETRO.com –Odog-odong kini kembali marak di wilayah Kabupaten Tangerang.

Kendaraan yang sering disebut kereta wisata mini ini menjadi tumpangan favorit bagi anak-anak balita, anak TK/Paud dan SD.

Kadang terlihat pula ibu-ibu muda dan emak-emak menemani sang anak di dalam odong-odong berkeliling.

Odong-odong yang merupakan modifikasi kendaraan roda empat dan roda dua tersebut menjadi kendaraan alternatif rekreasi yang murah meriah.

Sehingga, keberadaannya sering dijumpai di sejumlah pedesaan. Seperti di wilayah Kecamatan Panongan dan Tigaraksa.

“Murah meriah dan bisa keliling kampung naik Odong-odong,” ujar Risma (35) salah satu ibu muda saat menemani anaknya naik Odong-odong di wilayah Tigaraksa, Rabu (26/5/2021).

Baca Juga ; Cerita Dosen Muda Asal Tangerang, Sukses Banting Stir Garap Dompet Kulit di Tengah Pandemi

Untuk sekali perjalanan para penumpang kereta wisata mini ini akan dikenakan tarif Rp5000 bagi orang dewasa dan Rp3000 untuk anak-anak.

Selama satu jam, penumpang diajak berkeliling kampung dan ke tempat-tempat wisata di kawasan Kabupaten Tangerang, sesuai rute yang sudah ditentukan oleh sang driver.

“Buat orang kampung sini mah naek Odong-odong buat hiburan aja mas, anak suka pingin naik kalau nggak didampingi kan khawatir juga. Kalau soal aturan dilarang yang begitu-begitu kita nggak ngerti,” tukasnya.

Salah satu penggiat usaha Odong-odong, Wildan Dollar (34), ia tak menampik jika pengoperasian odong-odong di jalan raya memang tidak diperbolehkan.

Kereta wisata Odong-odong/lensametro

Oleh sebab itu, para sopir Odong-odong lebih memilih rute jalan yang bukan jalur arteri atau jalan yang aman seperti area wisata dan jalan-jalan kampung.

“Keselamatan penumpang sudah jelas jadi prioritas kami apalagi kebanyakan yang naik itu kan anak-anak yah,” Ujarnya

Bicara soal keuntungan menjadi sopir Odong-odong, ia mengaku, jika sebenarnya pekerjaan menarik odong-odong bukanlah profesi yang menjanjikan.

“Di masa pandemi ini memang sangat mambantu yah banyak sopir odong-odong yang terbantu perekonomiannya. Kalau soal keuntungan itu relatif mas, naik turun,” pungkasnya.

Di Kecamatan Panongan,Odong-odong juga menjadi salah satu primadona anak-anak.

Bahkan, Nisa (29) harus ikut bolak-balik keliling kampung menemani anaknya yang baru berusia 3 tahun menumpang Odng-odong.

“Pokoknya seru banget, kadang kalau anak saya enggak mau makan saya ajak naik Odong-odong. Makannya disuapin di atas Odong-odong. Jangan sampai punah pokoknya mah. Kalau di mall kan mahal bayarnya,” tandasnya. (joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *