Lensametro.com — Pernah enggak kamu merasa hari baru saja dimulai, tetapi kepala sudah penuh karena ting-tong notifikasi WhatsApp yang tiada henti? Pagi-pagi, ketika niatnya mau bikin sarapan atau menyiapkan anak sekolah, puluhan pesan dari grup arisan, grup jualan online, grup wali murid, hingga grup keluarga sudah berebut masuk. Terkadang, kamu merasa tergoda untuk membukanya—kalau-kalau ada berita penting. Namun, sering kali isinya bukannya bikin semangat, malah bikin emosi naik duluan.
Sebagai ibu, tentu kamu butuh ruang tenang. Sayangnya, terlalu banyak grup WhatsApp justru bisa jadi sumber stres. Notifikasi yang terus berdenting bukan hanya mengganggu konsentrasi, melainkan juga bisa memengaruhi kesehatan mental. Karena itu, penting banget buat ibu mulai menyaring grup yang benar-benar perlu.
Awalnya, WhatsApp memang memudahkan komunikasi. Kamu bisa dengan cepat menerima informasi tentang sekolah anak, mengabari keluarga, atau sekadar bercanda dengan teman lama.
Akan tetapi, makin banyak grup WA yang kamu ikuti, makin besar pula risiko kehilangan energi—apalagi kalau pesan di grup lebih sering berisi gosip, debat tak jelas, atau sekadar spam forward-an. Lama-lama, bukan hanya waktu yang terkuras, hati dan pikiranmu juga ikut lelah.
Arisan memang menyenangkan karena bisa jadi ajang silaturahmi. Tetapi, kalau obrolan di dalamnya dipenuhi gosip atau sindiran, grup ini justru bikin hati panas. Kamu tidak harus keluar, tetapi bisa memilih untuk membuatnya mute agar tidak muncul notifikasi dan pikiran bisa tetap tenang.
Idealnya, grup sekolah atau grup wali murid digunakan untuk berbagi informasi penting. Nyatanya, kadang lebih banyak obrolan seputar topik yang tidak relevan. Kalau kamu merasa tertekan harus ikut nimbrung, cobalah batasi interaksi hanya pada hal yang memang perlu.
Rasanya hampir setiap keluarga punya satu anggota yang hobi mem-forward berita tidak jelas. Kalau kamu tidak kuat menahan diskusi panjang yang melelahkan, ada baiknya pilih diam, membuatnya mute, atau bahkan—kalau berani menghadapi risiko malah jadi ribut—mengingatkan dengan halus.
Tujuan grup ini adalah untuk membangun kebersamaan, tetapi sering berujung pada perdebatan soal parkir, iuran, atau suara karaoke tetangga. Kalau kamu merasa obrolan lebih banyak bikin panas daripada bikin adem, tak ada salahnya ambil jarak.
Tidak ada yang salah dengan berjualan. Namun, kalau hampir setiap menit ada pesan promo masuk, kamu bisa kewalahan. Grup ini sering kali jadi pengganggu saat kamu butuh fokus.
Menyaring grup bukan berarti kamu antisosial. Justru, ini cara sehat untuk menjaga boundaries digital. Kamu bisa mulai dengan:
Mute grup yang tidak penting.
Membatasi jam membuka WhatsApp.
Fokus hanya pada grup yang memberi manfaat nyata.
Dengan begitu, energi kamu tidak habis hanya untuk menanggapi hal-hal tak penting.
Ingat, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga tubuh. Ibu yang bahagia akan lebih mudah menghadirkan suasana rumah yang hangat. Jadi, jangan ragu menyaring grup WhatsApp yang tidak memberi kebahagiaan. Bukan berarti menolak orang lain, tetapi ini cara sederhana untuk mencintai diri sendiri. Karena, pada akhirnya, ibu yang tenang adalah ibu yang kuat. (MW)