Bentrok Mahasiswa dengan Aparat Warnai HUT Kabupaten Serang Ke-499

Redaksi Lensametro
8 Okt 2025 18:25
3 menit membaca

KAB. SERANG (Lensametro.com) – Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa di Kabupaten Serang, Banten, berakhir ricuh dan nyaris tak terkendali. Bentrok antara massa aksi dan aparat kepolisian pecah di halaman Pendopo Bupati Serang pada Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 11.00 siang.

Sebagaimana dilansir RMOL Banten, kericuhan terjadi saat mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang, BEM Serang Raya, serta sejumlah aliansi mahasiswa lain, menuntut Bupati Serang, Ratu Rachmatizakiyah, untuk keluar menemui mereka. Namun, permintaan itu tak kunjung direspons, membuat situasi kian memanas.

Massa yang mencoba menerobos barikade aparat terlibat aksi saling dorong dan adu tendang. Asap pekat dari ban bekas yang dibakar membubung tinggi di depan pendopo. Beberapa mahasiswa tampak berteriak lantang sambil mengibarkan bendera HMI dan memukul tiang bambu ke aspal.

Aparat kepolisian yang berjaga dengan perlengkapan tameng dan helm pelindung berusaha menahan massa agar tidak masuk ke area utama pendopo yang dijaga ketat, tetapi upaya itu justru memicu adu jotos antara kedua pihak.

Salah satu peserta aksi, Bagas Yulianto, menuding aparat telah bertindak berlebihan dan tidak mencerminkan perlindungan terhadap warga yang menyampaikan aspirasi.

“Kami tidak percaya lagi dengan polisi. Polisi itu seharusnya mengamankan, bukan memukuli kami yang hanya ingin menyampaikan aspirasi masyarakat,” ujarnya lantang di tengah kerumunan massa aksi.

Sementara itu, Koordinator Lapangan Muhamad Daffa menyesalkan tindakan represif aparat. Ia menegaskan bahwa sejak awal aksi berlangsung damai dengan tujuan berdialog langsung dengan Bupati.

“Niat kami hanya ingin bertemu Ibu Bupati, tapi malah dihadang, bahkan ada yang ditendang. Itu tindakan represif,” katanya.

Setelah suasana di pendopo tidak terkendali, massa aksi bergerak menuju Gedung DPRD Kabupaten Serang yang saat itu sedang menggelar rapat paripurna. Di depan gedung tersebut, mahasiswa kembali menuntut agar Bupati Ratu Rachmatizakiyah keluar menemui mereka. Beberapa di antara mereka bahkan mencoba mendobrak pintu utama gedung.

Aksi itu menyebabkan arus lalu lintas di jalan protokol menuju gedung dewan macet total. Sejumlah warga dan pegawai yang berada di sekitar lokasi panik dan berlarian menghindari kericuhan. Ratusan mahasiswa menutup akses jalan sambil berorasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Ketegangan sempat meningkat lagi ketika aparat memperketat barikade di depan gedung DPRD. Namun setelah beberapa menit, situasi mulai mereda ketika Bupati Serang Ratu Rachmatizakiyah akhirnya keluar menemui massa. Kehadiran bupati disambut sorakan dan teriakan mahasiswa yang menuntut jawaban konkret atas persoalan daerah.

Ratu Rachmatizakiyah mengapresiasi semangat para mahasiswa, tetapi mengingatkan agar aksi tetap berlangsung damai.

“Saya dulu juga mahasiswa seperti kalian. Saya juga pernah demo. Tapi tolong dijaga agar penyampaian aspirasi tidak anarkis,” katanya.

Bupati menegaskan bahwa pemerintah daerah terbuka terhadap kritik dan siap menindaklanjuti aspirasi mahasiswa secara bertahap.

“Kami terbuka terhadap kritik. Semua aspirasi akan kami catat dan bahas bersama DPRD,” ujarnya.

Aksi yang berlangsung hampir tiga jam itu akhirnya berangsur kondusif setelah Bupati dan Ketua DPRD memberikan penjelasan atas tuntutan mahasiswa. Meski demikian, massa aksi menegaskan akan terus memantau realisasi janji pemerintah dan tidak menutup kemungkinan untuk kembali turun ke jalan apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi. [ ]