Asap Menyengat dari Pabrik Plastik Ganggu Aktivitas Dapur Umum MBG di Sodong, DLHK Akui Belum Terima Laporan Resmi

Redaksi Lensametro
21 Okt 2025 14:43
2 menit membaca

TIGARAKSA (Lensametro.com) – Aktivitas dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, terganggu akibat asap pekat dan bau menyengat yang berasal dari pabrik plastik PT Tiraplas Inti Kreasi. Bau tersebut dikeluhkan para pekerja dapur karena membuat mereka tidak nyaman saat beraktivitas.

Muhamad Luthfi, pengelola Sentra Pelayanan Pangan dan Gizi (SPPG) Sodong Tigaraksa, menjelaskan bahwa lokasi dapur umum MBG yang berdekatan dengan pabrik menjadi penyebab utama gangguan tersebut. “Keluhannya sama pembakaran dari pabrik menyebabkan bau sangat menyengat dan mengganggu aktivitas pekerja di SPPG,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (21/10/2025).

Luthfi juga menyoroti posisi pabrik yang berdiri tepat di depan kawasan argowisata Desa Sodong yang sedang dikembangkan pemerintah desa. “Dari segi aspek lingkungan sangat disayangkan. Asap dari limbah pabrik ini berdampak besar karena pabrik berada di depan argowisata dan lingkungan rumah warga,” tambahnya.

Keluhan serupa juga disampaikan warga sekitar. Mereka menilai bau pekat dari proses pembakaran biji plastik di pabrik tersebut bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berdampak pada kesehatan. Beberapa warga bahkan dilaporkan mengalami sesak napas, sementara seorang bayi harus dirawat di rumah sakit karena diduga terpapar infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Menanggapi hal itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang menyatakan belum menerima laporan resmi mengenai persoalan ini. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (PPKLH) DLHK Kabupaten Tangerang, Ari Margo, menyebut akan menindaklanjutinya. “Saya belum tahu, nanti akan dicek dulu,” ujarnya singkat saat ditemui wartawan.

Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk menindak tegas aktivitas industri yang diduga mencemari lingkungan tersebut agar kenyamanan dan kesehatan masyarakat tidak makin terancam. [LM]