Fantasi Sedarah, Buah Bobroknya Sistem Sampah

Redaksi Lensametro.com
20 Mei 2025 18:54
Berita Opini 0 39
4 menit membaca

Oleh: Erna Ummu Aqilah

Negara Indonesia mayoritas berpenduduk muslim, bahkan terbesar di dunia. Disebut juga negara paling religius, ramah, dengan berbagai macam suku dan bahasa. Keindahan alamnya mampu memikat para turis untuk mengunjungi negara dengan julukan zamrud khatulistiwa.

Namun belakangan ini, publik dikagetkan dengan adanya berita yang menyesakkan dada. Bagaimana tidak, muncul di akun Facebook sebuah grup bernama “Fantasi Sedarah”. Dari namanya aja sudah membuat otak kita berfikir negatif, mirisnya grup tersebut diikuti oleh ribuan peserta.

Dengan bangganya mereka berbagi pengalaman dan fantasi, tentang kegiatan seks menyimpang dengan sedarah (inses). Mirisnya sebagian kegiatan inses
tersebut didokumentasikan dan disebarkan, kegrup fantasi sedarah sehingga menuai komentar yang menyesakkan dada.

Sebagian dari pelaku inses merasa bangga dan menceritakan pengalamannya, karena menjadikan anak kandung yang masih balita sebagai obyek fantasi gilanya, bahkan ada yang menawarkan saudaranya, anaknya, bahkan ibu kandungnya untuk dijadikan obyek seks menyimpang mereka, na’udzubillahi mindzalik.

Setelah marak dan memancing kemarahan publik, netizen ramai-ramai menyerang grup tersebut. Sehingga menuai reaksi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk menindak tegas akun-akun yang terbukti terlibat memposting dan menyebarkannya.

Fakta di atas menunjukkan betapa bobroknya buah dari penerapan sistem kapitalis sekuler, di mana manusia mencampakkan aturan agamanya, sehingga mampu berperilaku layaknya binatang buas bahkan lebih parah dan gila.

Manusia kehilangan akal waras dan kemuliaannya. Sehingga di dalam keluarga sendiripun tidak menjamin anak-anak kita terbebas dari kejahatan seksual. Kalau sudah separah ini, lantas tempat berlindung manakah yang aman buat buah hati kita?

Semua kejadian tersebut disebabkan oleh beberapa faktor pemicu di antaranya:
Faktor internal individu keluarga, di mana lemahnya iman ke dua orangtua sehingga tidak memahami betul peran dan kewajibannya. Banyak orang menikah hanya berbekal nafsu dan harta semata, sehingga tidak mempunyai visi misi jelas kearah mana bahtera rumah tangga akan dibawa.

Faktor eksternal
Yakni hilangnya rasa simpati, empati serta respect dari lingkungan mengakibatkan manusia bertindak sesuka hatinya. Asalkan tidak merugikan orang lain, masa bodoh dengan diri saya. Sehingga hilang amal makruf nahi mungkar di antara sesama.

Negara saat ini menerapkan hukum sekuler dan mencampakkan hukum syari’at, para penguasa bersaing membuat hukum-hukum yang diterapkan berdasarkan hawa nafsu belaka.
Alhasil hukum yang dijatuhkan kepada para pelaku kejahatan tidak mampu membuat jera.

Tidak adanya sanksi tegas terhadap para pelaku pornografi, pornoaksi, juga situs-situs terlarang, mengakibatkan semakin marak bermunculan baik di dunia nyata maupun online.

Pendidikan yang berbasis sekuler melahirkan generasi yang rapuh, bobrok baik secara mental maupun moral. Sehingga tujuan dan cita-cita hanya sebatas kesenangan dunia, yakni harta dan ketenaran semata.

Berbeda dengan diterapkannya sistem Islam, sebab merupakan agama sempurna dengan seperangkat aturan di dalamnya mampu menyelesaikan segala problematika yang ada. Sebab bersumber dari dzat yang maha benar, yakni Allah Swt.

Dalam Islam setiap individu baik rakyat sampai para penguasa, mereka memiliki iman yang tangguh. Sebab negara menerapkan dan memastikan hukum-hukum Allah berjalan dengan semestinya. Semua individu baik rakyat maupun pemimpin wajib mentaatinya.

Negara menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah sehingga mampu melahirkan generasi yang tangguh, cerdas, cakap, kreatif, mandiri, sekaligus berakhlak mulia. Sehingga ketika mereka terjun ke masyarakat, siap secara lahir maupun batin. Sebagaimana gerenasi para sahabat terdahulu.

Selin itu tegasnya hukum yang ditetapkan mampu memberikan efek jera, sehingga mampu mencegah calon pelaku lainnya agar berfikir beribu-ribu kali untuk melakukan hal serupa.

Di dalam Islam mengatur jelas sistim pergaulan. Di antaranya perintah menutup aurat secara sempurna ketika di kehidupan umum, larangan tabaruj (dandan berlebihan), berduaan dengan selain mahrom, perintah menundukkan pandangan, larangan bercampur baur antara pria dan wanita.

Dalam Islam sesama anggota keluarga juga diatur batasan aurat, perintah memisahkan tidur anak ketika sudah mulai mengerti, larangan masuk kamar orangtua di tiga waktu kecuali izin terlebih dahulu. Dan masih banyak lagi aturan Islam yang tentunya mampu menjaga keluarga, agar tercapai kehidupan yang bahagia, anak bisa mendapatkan hak-haknya, juga terjaga dan merasa aman baik di mana pun berada, sehingga bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

Masyarakat mulai dari tingkat individu, keluarga, bahkan negara memiliki kesadaran penuh sebagai hamba yang wajib mentaati peraturan Tuhannya. Alhasil terbentuk masyarakat yang memiliki ahlak yang mulia, hidup bahagia selamat dunia akhirat aamiin. Wallahu alam bishshawwab. [ ]