Warga Perumahan Sodong Patungan Bangun Jalan

TIGARAKSA – Belum adanya kepastian kapan waktu jalan akan diperbaiki memaksa sejumlah warga Perumahan Sodong Village patungan guna perbaikan. Menurut warga, iuran dilakukan secara sukarela tanpa ada paksaan. Dimana, material yang dipergunakan untuk memperbaiki jalan diantaranya pasir dan batu spil dari sisa pembuangan beton jalan.

Ketua RT 002/006 Perumahan Sodong Village, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang Saeful Bahri, mengatakan, sudah berulang kali meminta kepada pengembang untuk perbaikan jalan. Namun, kata dia, sejak 2011 pengembang belum memberikan kepastian jawaban waktu perbaikan. “Bosan saya mengadu ke pengembang dari pertama saya tinggal di perumahan belum ada itikad pengembang memperbaiki jalan. Ada sekira delapan tahun,” ujarnya.

Ia mengaku, material beton didapat dari sisa pembangunan beton di jalan tol yang sedang berlangsung di ruas Tangerang–Merak. Adapun untuk biaya opersional selama pembangunan berasal dari dana sumbangan sukarela warga. Sedangkan, peralatan yang digunakan pada proses pembenahan hingga perataan jalan berasal dari warga setempat.

“Kita bukan membangun hanya membenahi jalan yang sudah rusak saja. Kebetulan ada limbah dari pembetonan dan gratis maka saya manfaatkan. Kalau jalan rusak saya khawatir kalau ada yang kecelakaan,” jelasnya.

Kata Saeful, pembenahan jalan dimulai dari pintu gerbang perumahan hingga jalan di dalam lingkup RW 06. Namun, jelas dia, belum sepenuhnya jalan dapat dibenahi dengan limbah beton. Sebab, untuk mendapatkan limbah tersebut membutuhkan waktu lama.

“Lebar jalan dari gerbang sekira empat meter dengan panjang 50 meter. Kalau untuk jalur dalam baru 20 meter dibenahi dengan lebar jalan empat meter. Sampai saat ini pengembang tidak ada jawaban. Jangankan untuk bangun jalan, papan nama jalan saja tidak ada. Ini kita sukarela saja untuk membenahi jalan,” ujarnya.

“Saya belum sempat menanyakan status fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) kepada pengembang. Akan tetapi dari pemerintah desa dan kecamatan, menunggu adanya serah terima jalan baru bisa diperbaiki. Jadi, kita musayawarah dan memutuskan untuk inisiatif membenahi jalan dengan sukarela. Sebab, dari pengembang tidak ada jawaban sampai saat ini soal kapan waktu diperbaiki,” imbuhnya.

Sementara, warga Perumahan Sodong Village, Udin yang berprofesi sebagai wiraswasta, mendesak pengembang memberikan kejelasan terhadap status Fasos dan Fasum. Menurutnya, sudah kewajiban dari perumahan menyerahkan lahan fasos dan fasum kepada pemerintah daerah.

“Kalau jelas saja status lahan di jalan, mushola, taman, dan fasilitas lainnya. Kita sebagai warga perumahan merasa nyaman, karena, kalau ada kerusakan masuk tanggungjawab pemerintah daerah bukan pengembang lagi,” tegasnya. (sup)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *