Uji Coba Sirene Alarm Tsunami di Banten, Begini Kecanggihannya

BANTEN, LENSAMETRO- Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang BMKG mengeluarkan alat Integrated Tsunami Sirens System (ITSS) atau Sistem Sirine Tsunami Terintegrasi.

Pantauan lensametro.com, dalam hasil ujicoba alat yang digelar pihak BPBD dan BMKG di kantor BPBD Banten yang konek ke pos BPBD Anyer memberikan hasil yang baik.

Dalam uji simulasi, dipraktekkan ketika pusat kontrol yang berada di kantor BPBD Banten mendapatkan informasi tsunami, kemudian diteruskan ke radio pemancar untuk mengaktifkan sirine peringatan dini tsunami.

Radio penerima yang berada di pos BPBD Anyer mendapatkan informasi peringatan dini, kemudian menyebarkan informasi melalui pengeras suara atau toa.

Pengeras suara tersebut memiliki daya jangkauan cukup luas, sekitar dua kilo meter, sehingga masyarakat sekitar pesisir Pantai Anyer dapat mendengar suara peringatan dini dengan jelas dan cepat dapat dengan cepat menyelamatkan diri.

Baca Juga ; Alat Deteksi Tsunami Tak Berfungsi di Pandeglang

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, Suwardi menjelaskan, alat sirine tsunami terintegrasi menggunakan teknologi radio komunikasi dan IoT dengan prinsip teknoekonomis.

“Maksud dari teknoekonomis adalah perpaduan kemajuan teknologi radio serta biaya ekonomis akan mudah diimplementasikan dalam jumlah banyak dengan tujuan keselamatan masyarakat,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (26/11/2020).

Alat alarm sunami di Banten/OKI, Lensametro

Suwardi menilai sirine tsunami terintegrasi difokuskan terhadap rancangan serta hasil implementasi sistem sirine yang dipasang di area pantai Anyer tepat di pos BPBD Anyer sebagai radio penerima.

“Dan sirine tsunami terintegrasi itu mempunyai kontrol radio pemancar atau Warning Receiver System (WRS) yang diletakkan di kantor BPBD rovinsi Banten,” tegasnya.

Ia menyebutkan, alat pengontrol radio pemancar tersebut dikendalikan langsung oleh Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops).

“Kontrol radio pemancar yang diletakkan di kantor BPBD provinsi Banten mampu memberikan peringatan dini akan munculnya tanda-tanda gempa dan potensi tsunami,” tegasnya.

Ia menilai, jika terjadi potensi tsunami maka pihak BPBD melakukan peringatan dengan menggunakan alat pemancar WRS yang terhubung dengan ITSS yang memiliki satu frekuensi sama.

Suwardi mengklaim, alat ini tentunya lebih memudahkan dan mempercepat kinerja untuk menyampaikan peringatan dini gempa atau potensi tsunami.

Selain itu, alat tersebut dikendalikan Pusdalops terhubung dengan radio yang berada di posko bencana di wilayah Banten.

“Karena dari satu pemancar yang kontrol oleh BPBD itu akan terhubung ke berbagai radio yang memiliki frekuensi sama,” katanya.

Ia menyebutkan, alat peringatan dini ini pertama kali diuji coba di Labuan Bajo dan Banten menjadi wilayah kedua yang diprioritaskan untuk dilakukan pemasangan alat ITSS.

“Sebenarnya, Banten menjadi wilayah pertama untuk pemasangan ITSS, namun kebetulan Pak Jokowi sedang di Labuan Bajo, maka simulasi alat tersebut dilakukan di sana,” katanya.

Lanjutnya, alat ciptaan anak bangsa Indonesia tersebut dapat langsung menarik informasi ke masyarakat yang langsung terkoneksi melalui handphone.

“Alat tersebut terintergrasi dengan menggunakan telegram atau aplikasi BMKG, yang dengan cepat menyampaikan informasi gempa atau potensi tsunami,” pungkasnya.(oq/joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *