TANGERANG SELATAN; LENSAMETRO – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Tangsel kembali menggelar dikusi dengan tajuk “Tangsel Bicara ke-3 Edisi Khusus Memperingati Hari Sumpah Pemuda”, Senin (27/10/2019)
Konsep diskusi kali ini mengusung momen pilkada Kota Tangsel 2020 nanti. Hadir dalam cara diskusi tiga Bakal Calon (Bacalon) Walikota Tangsel yang juga sebagai narasumber yakni, Fahd Pahdepie, Suhendar, dan Aldrin Ramadian. Ketiga Bacalon ini diuji gagasan dan wawasannya oleh beberapa panelis. Yaitu, Djaka Badranaya selaku akademisi, Athari Fahrhani ketua Permahi Tangerang (Kabupaten Tangerang ,Kota Tangerang dan Tangsel), Chavcay Sarfullah budayawan, Ahmad Jumaedi Ketua SMSI Tangsel, dan perwakilan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Tangsel Asep Solahudin.
Ketiga Bacalon ini dicecar beberapa pertanyaan oleh para penulis, seperti Djaka Badranaya yang menanyakan gagasannya untuk Kota Tangsel dan wawasan para Bacalon terkait persoalan kaum milenials yang ada di Kota Tangsel.
Djaka Badranaya mengatakan jumlah pemilih milenial pada Pilkada 2020 nanti diperkirakan melebihi 60 persen. Selain itu Djaka Badranaya
menyinggung soal pertumbuhan Kota Tangsel yang disebut Auto Pilot. Ia menanyakan bagaimana para Bacalon tersebut menyelesaikan persoalan ketimpangan yang masih ada.
“Wilayah Tangsel berkembang akibat adanya pembangunan besar dari beberapa perusahaan pengembang besar, sementara di sisi lain masih ada wilayah yang masih tertinggal”, kata Djaka Badranaya dalam paparannya.
Senada dikatakan perwakilan dari Permahi, Athari Fahrhani, ia mempertanyakan para Bacalon bagaimana para para Bacalon tersebut mampu menempatkan ilmu, teknologi, dan hukum menjadi landasan dan pembangunan untuk mewujudkan SDM pemuda yang berkualitas.
Begitu juga Ahmad Jumaedi, yang mewakili insan pers mencecar para bacalon mengenai kebijakan yang akan dilakukan untuk pemuda, jika nantinya menjadi Walikota.
Menanggapi pertanyaan” itu, Suhendar mewakili para Bacalon menjawab bahwa dirinya akan membangun kebijakan anggaran yang pro pemuda. Selain itu ia akan membuka akses seluas-luasnya untuk pemuda dalam terlibat langsung dalam pembangunan di Tangsel ke depannya.
“Tentunya kami sudah memiliki program pembangunan kepemudaan. Dimana dalam pemrograman ini kami akan berupaya bagaimana integrasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Tangsel ini memiliki tanggungjawab yang sama terhadap pemuda”, ungkapnya.
Pembangunan pemuda di Tangsel, kata Suhendar, tidak hanya menjadi tugas satu OPD saja, tetapi kami akan mendorong kebijakan anggaran dimana tanggungjawab pembangunan pemuda menjadi tanggungjawab lintas OPD.
“Kami akan mendorong kebijakan anggaran, nantinya pembangunan pemuda menjadi tanggungjawab lintas OPD”, paparnya.
Sementara Aldrin dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa dirinya sudah memikirkan mengenai pembangunan pemuda tersebut. Dimana Aldrin akan memakai gaya menyerap aspirasi para pemuda di Tangsel. Jika gagasan atau ide dari pihak eksekutif belum tentu cocok dengan mereka, dari gagasan dan ide mereka lah kami akan menyusun program-program kepemudaan. Sehingga kerjasama antara pemerintah dengan pemuda akan berjalan seimbang dengan baik.
“Jadi saya akan lebih banyak menyerap dan mendengar ide segar dan gagasan anak-anak muda Tangsel”, tukasnya.
Sedangkan Fahd sendiri, ditanya mengenai kebijakan apa yang akan dibuatnya ketika menjadi Walikota. Fahd mengatakan, dirinya telah menyusun 18 program ketika nanti menjadi Walikota.
Beberapa diantaranya ialah program terkait pembangunan pemuda di Kota Tangsel yang diketahui memiliki populasi lebih besar, seperti program muda berdaya.
Dimana dalam program ini ia akan membuat pendidikan tambahan bagi pemuda yang memiliki keahlian khusus. Sehingga tidak lagi berbicara menciptakan kelompok muda yang hanya memiliki jiwa wirausaha, tetapi juga memiliki kemampuan berdaya saing.
“Menciptakan program kepemudaan agar menjadi pemuda yang memiliki daya saing yang kiat. Dengan kebijakan anggaran inilah kita susun program Muda Berdaya”, paparnya. (lir)