Sempat Viral Gegara Tanggapi Isu Mafia Tanah, Ini Penjelasan Ketua Fraksi Gerindra Kabupaten Tangerang

TANGERANG, LENSAMETRO. com- Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Tangerang Jayusman memberikan penjelasan terkait pernyataannya yang kemudian viral dan kemudian disarankan pengamat ke psikiater.

“Saya nyatakan hari ini. Kalau pernyataan saya yang tempo hari itu tidaklah utuh, dipotong wartawan, ” ujar Jayusman kepada awak media di Kantor Fraksi Gerindra, Kamis (19/8/2021).

Terlebih, lanjut Jayusman, dirinya kemudian dibuly dan serang pengemat politik. “Masa saya dikatain gila. Disuruh ke psikiater segala sama pengamat,” imbuhnya.

Menurut Jayusman, dirinya meminta pengamat tersebut untuk meminta maaf kepada dirinya dan kepada masyarakat Tangerang Utara melalui media. Baik media daring maupun cetak.

“Yah, kalau tidak tentu akan saya bawa ke ranah hukum. saya kasih waktu 2 kali 24 jam. Apa lagi yang bilang saya itu dosen. Harusnya dia kenal dulu dong, Tanya-tanya, siapa Jayusman. Dia belum pernah ketemu saya,” ucapnya.

Menurut Jayusman, terkait masalah isu mafia tanah, dirinya menegaskan urusan merupakan urusan hukum yang berdasarkan keputusan pengadilan.

“Saya tidak berani mengatakan adanya mafia tanah di Pantura karena belum ada keputusan pengadilan. Terlebih tanah-tanah tersebut masih dikuasai oleh pemiliknya, ” imbuhnya.

Lanjut Jayusman, jika ada pihak-pihak atau masyarakat yang bidang tanah NIB sudah atas nama orang lain bisa langsung mengurus ke BPN untuk diperbaiki.

Baca Juga ;Pengamat ini Heran Praktik Mafia Tanah di Tangerang Utara Tak Tersentuh Hukum

“Saya sarankan juga untuk ditemani kepala desa. Atau jika kepala desa tidak bisa, saya malah siap mendampingi. Lalu kok tiba-tiba saya malah dibilang sakit jiwa sama pengamat, ” tukasnya.

Terpisah, Pengamat Kebijakan Publik Adib Miftahul mengaku siap jika Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra tersebut melaporkan dirinya ke pihak berwajib.

“Sebagai warga yang baik. Tentu saya akan siap atas rencana Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Jayusman melaporkan saya ke polisi,” katanya.

Lebih lanjut, Adib menyarankan agar Jayusman membaca dan memgutif media dari sumber media yang kompeten. “Karena saya tidak pernah menyebut Pak Jayusman sakit jiwa. Saya hanya menyarankan agar ke psikiater. Mungkin beliau mengalami suasana hati, pikiran, emosi yang berbeda-beda. Jangan sampai beliau malah diadu domba nanti, ” tukasnya.

Adib menambahkan, sebagai civil society dirinya berkewajiban memberikan saran dan kritik kepada pejabat negara termasuk wakil rakyat. “Maka saya sarankan kalau alergi kritik mendingan mundur saja dari anggota DPRD Kabupaten Tangerang, ” pungkasnya. (joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *