Rame-Rame ASN Pemkab Tangerang Hijrah ke Telegram

TANGERANG, LENSAMETRO- Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang beramai-ramai beralih ke aplikasi Telegram, Jumat (22/01/2021).

Penelusuran lensametro.com di aplikasi Telegram, sejumlah ASN dan pejabat teras Pemkab Tangerang dari eselon II dan III sekelas Kepala Dinas, Camat hingga Sekretaris Camat (Sekcam) terpantau menjadi pengguna baru aplikasi dari negara Rusia ini.

Perlu diketahui, adanya rencana kebijakan baru aplikasi WhatsApp (WA) membuat sejumlah pihak melakukan migrasi pesan instan ke Telegram. Termasuk para ASN di Kabupaten Tangerang.

Hijrahnya para pejabat di Kabupaten Tangerang yang sebelumnya mengunakan WhatsApp (WA) ke Telegram ternyata berbagai alasan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang H, Zaenudin mengungkapkan, dirinya dan sejumlah pejabat Kabupaten Tangerang beralih ke aplikasi Telegram demi keamanan dari peretas.

BACA JUGA : Waduh, 35 Titik Jalan Lingkungan di Kaduagung Tigaraksa Masih Gelap, Padahal Dekat Kantor Pemda

Sebab, ia mengungkapkan, banyak kolega dan para ASN di Pemkab Tangerang menjadi korban para cyber crime seperti peretasan kepada anggota grup di WhatsApp.

“Banyak anggota grup kena hack, jadi pada error,” ungkap Zaenudin kepada lensametro.com.

Camat Mauk Arief Rachman Hakim yang juga terpantau baru mengunakan Telegram mengatakan dirinya masih belum meninggalkan WhatsApp meskipun telah mengunakan Telegram.

“WA tetap aktif kok,” tukasnya.

Sementara, Sekretaris Camat (Sekcam) Balaraja Galih Prakosa mengatakan, beralih ke Telegram karena tuntutan pekerjaan. Karena sejumlah ASN di Pemkab Tangerang banyak yang sudah beralih dari WA ke aplikasi Telegram.

BACA JUGA : Ingat, Belajar Tatap Muka Masih Dilarang di Kabupaten Tangerang

“Di Pemda Kabupaten Tangerang  banyak yang geser ke Telegram. jadi harus menyesuaikan,” tandas mantan Lurah Tigaraksa yang pernah meraih sebagai Kelurahan terbaik ini.

Sekedar informasi, Telegram merupakan aplikasi yang memiliki fitur enkripsi pesan. Sehingga pesan yang dikirim sulit untuk diretas.

Di negara asalnya Rusia, Telegram pernah diblokir pada 2018 yang lalu lantaran menolak memberikan kunci enkripsi untuk melihat data pengguna.

Namun dua tahun kemudian, tepatnya 2020 yang lalu, pemerintah Rusia kembali membuka kunci pemblokiran  Telegram. (joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *