Opini; Pilkada Cilegon Yang Dicari Gagasan, Bukan Narasi Like or Dislike

Oleh : Asep Sunaryo

MELIHAT konstalasi perpolitikan di Pemilihan Walikota Cilegon (Pilwalkot Cilegon) masih terlihat normatif. Bahkan konsep yang dibangun dinilai hanya pada pemikiran warga agar memilih pemimpin yang didasarkan pada suka dan tidak suka (like or dislike).

Sehingga, saya mendesak kepada bakal calon (balon) walikota dan wakil walikota untuk membuat narasi politik yang mendidik masyarakat Kota Cilegon. Bukan saling tuduh atau menyerang satu sama lain.Intinya adalah masing-masing bakal calon harus mampu memberikan gagasan bagaimana masa depan kota seribu industri ini.

Para bakal calon harus memiliki gagasan, bagaimana geografis dan cara memanfaatkan letak posisi Kota Cilegon untuk pertumbuhan di segala bidang.

Baca Juga : Opini; Polemik RUU HIP, Menolak Tak Gunakan Nalar

Juga disampaikan, narasi memperbaiki lingkungan di Kota Cilegon baik masalah banjir dan polusi yang dihasilkan kegiatan industri maupun rumah tangga.

Perihal pendidikan, apa yang harus diperbaiki. Bagaimana sumber daya manusia yang unggul itu diciptakan dari pendidikan.

Saya juga meminta kepada masing-masing bakal calon untuk menyuguhkan konsep porsi APBD yang tepat, artinya tidak menyasar di setiap dasar kebutuhan warga.

Kemudian proses pencegahan korupsi dapat dikawal mulai dari perencanaan, pengorganisasian hingga pelaksaan mata anggaran di APBD. Jangan sampai porsi APBD lebih besar untuk belanja pegawai.

Baca Juga : Opini; Urgensi Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan

Apabila narasi, ide dan gagasan yang dibangun masing-masing balon untuk perpolitikan saat ini, saya yakin warga lebih memilih walikota atas dasar ketertarikan akan konsep membangun Kota Cilegon.

Kalau saat ini nampak yang dibangun hanya narasi politik baik dan buruk yang membawa pada perpecahan. Sehingga akhirnya warga memilih pemimpin atas dasar suka atau tidak suka.

Apabila masing-masing calon tidak bisa menyuguhkan konsep membangun dan memajukan Kota Cilegon serta menyelesaikan masalah yang dirasakan setiap insan warga Cilegon lebih baik mengintrospeksi diri. Bahkan tidak usah memaksakan diri untuk maju dalam kontestasi pilkada Kota Cilegon.

Belum ada hal yang menunjukan bagaimana arah Cilegon mendatang, semua terbang menjulang tinggi diatas awan, padahal konsep Pemerintah daerah adalah di topang dengan peraturan dan undang-undang nomor 23 tahun 2014, sehingga arah pembangunan dan kewenangan pun diatur di dalam undang undang ini.

Konsep bagaimana agar rakyat hidup sejahtera dan memiliki hunian yang layak bagi masyarakat di tengah kegiatan industri, justru hal ini tidak terlihat tersampaikan oleh para bakal calon yang saat ini namanya mulai terpampang di bursa pencalonan.

Baik penantang maupun petahana tidak melihat akan hal itu, kita seperti tinggal di kota yang lambat dalam pertumbuhan dan kemajuan namun seolah-olah menjadi hal biasa. Saya mencari figur dan sosok yang bisa membawa Cilegon ke arah yang lebih baik lagi. (*)

*Penulis adalah Anggota Majelis Penasehat Pusat Ikatan Mahasiswa Cilegon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *