OPINI; Implementasi Sumpah Pemuda di Masa Pandemi

 

Oleh ; Mahful Ikhsan

SUMPAH PEMUDA merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928.

Selama 92 tahun kiprah dari para pemuda berbagai suku bangsa, agama berbaur menjadi satu untuk merumuskan cita-cita dari bangsa di masa penjajahan.

Ikrarnya jelas dan tegas yakni bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu nahasa Indonesia.

Semangat inilah yang menguatkan cita-cita berdirinya Indonesia oleh para pemuda. Sehingga kobaran semangat tersebut mampu mengantarkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, pemuda masa kini dituntut mampu menjadi garda terdepan. Menjadi pelopor meneruskan perjuangan dengan mengaplikasikan ikrar yang diucapkan oleh sejumlah jong-jong. Sehingga sepatutlah pemuda menjadi pemuda pelopor bukan pemuda pelapor atau pemuda pengekor.

Perjuangan pemuda masa kini tentu harus mampu memberikan arti yang lebih luas pada zaman dahulu.

Pemuda terdahu berjuang melawan penjajah serta mempertahan kemerdekaan seperti yang dilakukan pemuda arek-arek Surabaya pada 10 November 1945 tepat tiga bulan pasca diproklamirkan kemerdekaan RI oleh Dwitunggal Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Saat ini, pemuda harus mampu melawan kemiskinan, kebodohan dan merawat kebhinekaan. Serta memberikan kesan positif bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Pemuda juga harus memiliki kreatifitas, semangat tinggi dengan etos kerja yang kuat demi menyongsong bonus demografi menuju 4.0.  Terlebih, pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang.

Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda 2020 dengan tema “Bangkit dan Bersatu” tentu harus memberikan solusi tentang persoalan dan ketimpangan sosial di lingkungannya. Karena pemuda seyogyanya memberikan sosusi bukan memberikan caci maki. Karena berbagai problem di masyarakat harus menjadi peran keikutsertaan pemuda.

Terakhir penulis ingin sampaikan, momentum Sumpah Pemuda di tengah pandemi ini bisa menjadi pelajaran berharga agar kreativitas pemuda tak lekang oleh pandemi.

Karena apa yang dikatakan Bung Karno bahwa dengan 10 orang pemuda bisa mengencangkan dunia. Sedangkan 1000 orang tua hanya bisa memindahkan gunung semeru. Sebuah perumpamaan agar pemuda mengedepankan gotong royong dan tidak terpecah belah, terlebih di masa pandemi saat ini. Selamat memperingati Sumpah Pemuda. (*)

________

Penulis Adalah Sekretaris KNPI Kecamatan Panongan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *