Mahasiswa Bentrok dengan Polisi di Hari Jadi Banten ke-20

BANTEN; LENSAMETRO- Hari jadi Provinsi Banten ke-20 diwarnai aksi demonstrasi oleh sejumlah mahasiswa di depan Kantor DPRD Banten tempat berlangsungnya sidang paripurna istimewa, Minggu (4/10/2020).

Aksi demonstrasi mahasiswa itu mulanya berlangsung damai. Namun kemudian terjadi kericuhan pecah ketika mahasiswa membakar ban. Kericuhan tak terelakkan.

Polisi dan mahasiswa terlibat aksi saling pukul sehingga sejumlah mahasiswa sempat diamankan. Namun dilepas kembali setelah keributan mampu diredam.

Baca Juga ; HUT Banten di Tengah Pandemi; Kursi Kosong dan Video Teleconfrence

“Beberapa massa aksi sempat diamankan namun dilepas kembali,” ujar Faisal Dudayef Payumi Padma, Ketua HMI Cabang Serang saat dikonfirmasi wartawan.

Dikatakan Faisal, terpisahnya Banten dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000 merupakan satu upaya agar Banten bisa membangun wilayahnya sendiri, mandiri, serta dapat mensejahterakan masyarakatnya secara keseluruhan.

Namun setelah 20 tahun Banten terpisah, terang Faisal, Banten terkesan jauh dari provinsi yang maju dan bisa mensejahterakan masyarakatnya. “Angka kemiskinan di Provinsi Banten pada Maret 2020 mencapai 5,92 persen,” ketusnya.

Selain itu, lanjutnya Banten juga menduduki peringkat pertama jumlah terbanyak angka pengangguran di Indonesia.

“Tingkat pengangguran di Tanah Jawara sebesar 8,01, Ini juga menambah rapot merah bagi pemerintah provinsi Banten yang hari ini sudah 20 Tahun,” tukasnya.

Dia pun menyayangkan hampir sebagian dana pinjaman dari pemerintah pusat melalui BUMD PT SMI untuk program pemulihan ekonomi nasional senilai Rp800 miliar lebih. Sedangkan pada APBD Perubahan malah dialokasikan untuk pembangunan proyek sport center.(kir/joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *