Kongian di Vihara Caga Sasana Panongan; Tidak Ada Pertunjukan Barongsai dan Bagi-Bagi Angpau

TANGERANG, LENSAMETRO— Perayaan Tahun Baru Imlek atau Kongian 2021 di Vihara Caga Sasana
Kampung Cukang Galih, Desa Ciakar Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang  terihat berbeda di Jumat (12/02/2021).

Kerena, selain tidak adanya pertunjukan barongsai yang setiap malam Imlek digelar. Juga tidak melakukan tradisi pembaian angpau antar pengurus klentang.

Salah satu Pengurus Vihara Caga Sasana, Ko Yendy mengatakan, pada perayaaan tahun Baru Imlek di masa pandemi Covid-19 terasa berbeda pada tahun sebelumnya. Karena Vihara tidak seramai tahun-tahun sebelum pandemi.

“Kami sudah menyebarkan poster dari awal memberi informasi bahwa vihara ini tutup untuk sementara. Cuma kita tidak mungkin menyuruh umat yang sudah datang dan masuk untuk pulang,” ujar Ko Yendy kepada wartawan.

Ia menjelaskan, para umat yang datang diperbolehkan untuk bersembahyang dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan hand sanitizer, pengecekan suhu tubuh, menjaga jarak dan umat wajib memakai masker.

“Jika umat yang datang lupa memakai masker kita juga sudah siapkan oleh pengurus klenteng,” jelasnya.

BACA JUGA : Ketua PMI Kabupaten Tangerang Ajak Semua Elemen Bangsa Bersatu Tangani Pandemi Covid-19

Yendy mengungkapkan, Klenteng Mandala Avalokitesvara untuk saat ini hanya cukup menampung sekitar 15-20 orang umat yang hendak bersembahyang.

Kondisi tersebut berbeda jauh pada tahun sebelumnya yakni bisa menampung 30-40 orang. Karena di tahun ini pihaknya memperketat dengan cara bergantian antara umat yang sudah selesai sembahyang dengan yang baru saja datang.

Selain itu,  pada malam Imlek tidak  mengadakan pertunjukan barongsai. “Untuk menarik perhatian umat yang berusia anak-anak, mereka tentu suka dengan penampilan barongsai. Untuk di tahun ini ditiadakan,” jelasnya.

Selain itu, tradisi berbagi angpau dari pengurus mandala juga tidak dilakukukan. Dan ia mengaku, untuk saat ini hanya beberapa pengunjung saja yang memberikan angpau kepada penjaga kelenteng.

“Dari pengurus untuk keluar tahun ini tidak ada pembagian angpau, karena menghindari Kerumunan,” tandasnya.

Ia mengungkapkan, pembagian angpau di tahun sebelum adanya masa pandemi covid-19 merupakan sebuag tradisi klenteng inisejak tahun 2010 yang lalu. “Kalau pengurus di sini ada sekitar 10-15 orang dengan seksi persembahyangan berjumlah 5-6 orang yang bertugas secara bergantian,” pungkasnya.  (stu/joe)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *