Jalur Tol dan Arteri di Kabupaten Tangerang Dijaga Ketat, Pemudik Diminta Putar Balik 

TANGERANG; LENSAMETRO— Masyarakat yang berada baik di dalam maupun luar Kabupaten Tangerang diminta untuk tidak mudik atau pulang kampung. Pasalnya, Polresta Tangerang sudah memulai operasi ketupat sejak 24 April – 31 Mei 2020 mendatang.

Berbeda di tahun sebelumnya, tujuan dilakukan operasi ketupat saat ini yaitu melarang masyarakat yang hendak pulang kampung (mudik) menyongsong Idul Fitri 1441 H.

Hal ini dilakukan, tak lain sebagai, bentuk upaya memutus penyebaran Covid-19. Operasi ketupat ini juga dilaksanakan lebih awal ketimbang tahun sebelumnya.

“Biasanya operasi ketupat dimulai satu minggu sebelum lebaran, sekarang dimulai satu bulan sebelum lebaran,” ujar Kanit Turjawali Polresta Tangerang, Iptu I Made Artana kepada SuaraBantenNews, Sabtu, 25 April 2020.

Made mengatakan, penjagaan ketat telah diberlakukan di sepanjang jalur tol dan arteri wilkum Polresta Tangerang. Lanjut Made, untuk jalur arteri dijaga oleh Jajaran Polresta Tangerang dan jalur tol dijaga oleh Korlantas Polri dan Jajaran Polda Banten.

“Ada dua titik pemberhentian di Jalur Tol. Diantaranya Gerbang Tol Bitung bagi kendaraan dari arah Jakarta-Merak dan Gerbang Tol Cikupa bagi kendaraan dari arah Merak-Jakarta,” ujarnya.

Ia menjelaskan, bagi kendaraan yang kedapatan membawa penumpang mudik baik menuju Jakarta maupun Merak. Mereka akan dialihkan keluar tol menuju jalur arteri, setelah itu, mereka langsung diputerbalikkan. Semua kendaraan umum dan pribadi tidak bisa lolos, karena petugas pun sudah menjaga ketat di beberapa titik jalur arteri.

“Petugas berjaga di Gerbang Citra Raya, Balaraja Timur, Balaraja Barat dan Jayanti (daerah perbatasan) serang. Selain itu ada di perbatasan Kronjo-Tanara, Adiyasa-Rangkas Bitung, Bogor-Tenjo,” pungkasnya.

Menurutnya, angkutan bus sudah banyak yang tidak beroperasi, tetapi di lapangan masih ada saja beberapa yang tetap beroperasi. Oleh karena itu, kata Made, personel gabungan terus dikerahkan agar standby selama 24 jam dengan pembagian shift.

“Kemarin ada 10 bus dan sekitar 4 mobil yang berhasil kita balik-kanankan. Adapun pemudik dengan menggunakan sepeda motor masih belum terlihat,” tuturnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik sebagai upaya mendukung program pemerintah di situasi pandemi Covid-19 saat ini. Menurutnya, peran masyarakat agar tidak mudik sebagai upaya memutus penyebaran mata rantai Covid-19.

“Karena penyebaran virus Covid-19 ini sangat mudah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, apabila budaya mudik masih terus diberlakukan, dianggap sangat rentan dalam penyebaran covid-19. Oleh karena itu, kata Made, pelarangan mudik harus diberlakukan sejak dini.

“Ditambah saat puasa kondisi tubuh manusia cukup lemah, dan rentan terpapar virus,” tukasnya. (stu/joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *