Demo Kampus, Mahasiswa Untirta Sebut ‘Sultan Kok Pelit’

SERANG;LENSAMETRO— Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) didemo ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Untirta,  Kamis (2/07/2020).

Dalam aksi di depan kantor rekrtorat, mahasiswa menuntut agar pihak kampus memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Sebesar 50 Persen selama massa pandemi corona.

Aksi dilakukan dari pukul 10.00 WIB, masa aksi pertamakali dipusatkan kumpul di gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang kemudian bergerak ke arah Gedung Rektorat sambil meneriakan ‘Ekonomi Sulit Untirta Ko Pelit’.Selain itu, mahasiswa juga membentangkan spanduk yang bertuliskan ‘Sultan Kok Pelit’.

“Sejak tanggal 17 Maret 2020, Kampus Untirta sudah menjalankan kuliah daring Kemudian. Selama kuliah daring kampus tidak memberikan jaminan fasilitas yang memadai kepada mahasiswa,” ucap Dery,  Koordinator Lapangan (Korlap) aksi.

Ia menambahkan, sebelumnya pihak kampus mengeluarkan kebijakan subsidi pulsa sebesar Rp50.000 perbulan selama 3 bulan yang diberikan melalui pemotongan UKT di semester ganjil. Namun, menurutnya Hal itu tidak berdasarkan kalkulasi secara objektif mahasiswa Untirta.

Baca JugaASN di Untirta Terpapar Covid-19 Setelah Pulang Dari Jakarta, Seluruh Pegawai Kampus Diminta Isolasi Mandiri

“Jika dilihat dari besaran subsidi yang diberikan, tidak sesuai dengan besaran kuota internet yang dihabiskan mahasiswa dalam kuliah online. Dalam masa perkuliahan online, banyak sarana dan prasarana kampus yang tidak terpakai seperti gedung perkuliahan dan lain sebagainya,” tuturnya.

Ia juga menambahkan, mahasiswa sempat melakukan aksi di media sosial dengan trending satu di Twitter dengan tagar #UntirtaKokPelit. Namun, respon pihak Rektorat bertolak belakang dengan aspirasi tersebut.

Baca Juga : Untirta Bagi-Bagi Hand Sanitizer ke Masyarakat

Ia menuturkan, melalui laman Facebook Warek II H Kurnia Nugraha, pihak Rektorat menyesali apa yang telah dilakukan mahasiswa, dan malah membanggakan diri atas kebaikannya memberikan subsidi kuota dan pemotongan UKT terhadap mahasiswa.

Selain itu, Warek III H Suherna menegaskan bahwa kecewa dengan gerakan yang dilakukan mahasiswa dan tidak segan untuk menindaklanjuti ke pihak berwajib.

“Keadaan ini semakin memperlihatkan watak fasis anti kritik dan membungkam mahasiswa,” tegasnya.

Baca Juga : Tak Ada Keringanan UKT dan Subsidi Kouta Internet, Mahasiswa UIN Banten Geruduk Kampus

Oleh sebab itu, massa aksi menuntut Rektor Untirta, pertama menuntut pembebasan UKT minimal 50 persen dan Penyesuaian UKT minimal menurunkan 2 Golongan UKT.
Kedua, Berikan Subsidi Kuota selama Pembelajaran Jarak Jauh sebesar Rp100.000 per bulan.

“Ketiga, Menuntut Rektorat untuk membuat Mekanisme (SOP) dalam Pembelajaran jarak jauh. Keempat, Menuntut rektorat untuk memenuhi kebutuhan pokok mahasiswa perantau yang masih ada di Serang, dan terakhir, menuntut Rektorat untuk menghentikan tindakan anti demokrasi yang dilakukan pihak kampus terhadap mahasiswa,” katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor bidang kemahasiswaan Suherna mengatakan, pihaknya sudah menampung seluruh aspirasi mahasiswa terkait tuntutan pemotongan UKT. Namun untuk Pemotongan sebesar 50 Persen tidak ada dasarnya sehingga lembaga tidak mampu untuk mengabulkan permintaan itu.

“Semua sudah melalui kajian untuk sumbangan UKT, tapi kita cuma mampu bayar kuota 50 ribu perbulan. Kalau permintaannya pembebasan biaya UKT 50 Persen itu usulanya bukan ke kampus, tapi ke Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristetdikti),” tutupnya. (dra/joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *