Cerita Nenek Kamdiah di Masa Pandemi: Hidup Sendiri Dalam Kemiskinan Tanpa Uluran Pemerintah

TANGERANG; LENSAMETRO- Nenek Kamdiah (78) merupakan salah satu potret kemiskinan di masa pandemi.

Perempuan lanjut usia (lansia) ini hidup sendiri dalam kemiskinan. Tepatnya di Desa Cirumpak RT 08/02, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.

Ketika yang lain antri mengambil Biaya Sosial Tunai (BST) dari pemerintah. Perempua ini hanya termangu di gubuknya yang beralasa tanah dengan luas sekitar 3×4 meter berbilik bambu.

Di kediamannya, terlihat tunggu kayu dan beberapa ember air yang ia angkut dari kali dengan jarak sekitar 100 meter dari kediamanya. Pun saat mau mandi dan buang hajat, perempuan renta ini harus berjalan kaki menuju kali. Karena di kediamannya tidak ada kakus dan kamar mandi. Kalau bahasa populernya perlengkapan sanitasi.

Keadaan tempat tinggal nenek Kamdiah di Desa Cirumpak, Kec Kronjo, Kab Tangerang/Lensametro

Sebenarnya, Kamdiah memiliki anak Darsiah (60) yang tidak jauh dari kediamannya. Namun kehidupannya juga tidak layak. Persis sama, di kediamannya belum ada kakus di kediamannya yang juga beralas tanah.

Meskipun sudah terlihat tua, Kamdiah tidak pikun saat lensametro.com menyambangi kediamannya pada Minggu 12 Juli 2020. Tepat di hari ulang tahunnya saat saat nenek ini menunjukkan identitas berupa kartu keluarga (KK) dan KTP.

Baca Juga : Data Bansos di Banten Amburadul

Kamdiah mengatakan, dirinya hidup sebatang kara sejak puluhan tahun lamanya. Kehidupannya ditopang oleh warga yang mengasihinya memberikan bantuan ala kadarnya.

Kamdiah mengaku tidak ada bantuan sosial dari pemerintah yang diterimanya untuk menopang kehidupannya. Baik itu Program Keluarga Harapan (PKH), maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta bantuan sosial dampak pandemi covid-19.

Baca Juga : Salah Sasaran, ASN dan Anggota Polri Masuk Daftar Penerima BST di Wilayah Tigaraksa Tangerang

“Begini saja setiap hari, sembahyang (ibadah sholat wajib) dan mengumpulin air wudhu dari kali,” ujar Kamdiah di atas bale bambu di gubuknya.

Tempat sholat Kamdiah di kediamannya/Lensametro

Ketua RT 08/02 Samudi mengatakan, Kamdiah memang hidup sendiri sejak lama dan pihak desa kerap mengunjungi kediamannya.

“Kamdiah sebenarnya sudah diajukan agar bisa dapat BST pusat. Namun, sampai tahap bantuan ke III, Kamdiah tidak terdaftar sebagai penerima BST,” ujar Samudi kepada lensametro.com.

Sementara, Kepala Desa Cirumpak H. Ridwan Afif membenarkan, jika Kamdiah sudah didata untuk menerima BST bersama 1700 KK lainnya di Cirumpak.

Baca Juga : Dinsos Akui Ada ASN dan Anggota Polri Masuk Daftar Penerima BST di Tigaraksa

“Tapi saat penerimaan BST, namanya tidak terdaftar. Bahkan dari seribuan lebih yang didata. Cuma 181 KK warga yang dapat BST di desa Cirumpak BST dari pusat,” ucapnya.

Lanjutnya, BST dari Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang belum turun di wilayahnya meskipun dari pusat sudah tahap ke tiga.

“Berdasarkan pantauan langsung saya ke desa ini. Sebanyak 9 orang yang seperti Kamdiah, tinggal di bilik bambu dan sebatang kara. Mereka tidak terdaftar di PKH, atau BPNT. Pun BST juga tidak dapat. Kecuali dari dana desa BLT yang kemarin kami berikan,” pungkasnya. (joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *