Berawal Saling Ejek di Medsos, Berakhir Dengan Saling Bacok

Lensametro.com, BOGOR – Pelaku penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia yang terjadi di wilayah Ciampea Kabupaten Bogor, berhasil diringkus aparat kepolisian Polsek Ciampea, Senin (18/03/2019).

Menurut Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Benny Cahyadi, peristiwa bermula pada Kamis (14/03/2019), sekira pukul 07.00 WIB, awalnya anak pelaku janjian untuk duel satu lawan satu. Kemudian sekira pukul 19.00 WIB, anak pelaku dan korban bertemu untuk menepati janji duel tersebut, berikut disaksikan oleh lima orang temannya.

“Dan di lokasi kejadian awalnya anak pelaku inisial MR terkena bacokan bahu sebelah kanan, lalu korban terkena bacokan tangan kirinya dan anak pelaku terkena bacokan kembali di bagian mulut hingga akhirnya anak pelaku membalas korban AH (17) dengan membacok bagian atas kepalanya,” papar Beny usai konfrensi pers di Mako Polres Bogor.

Setelah membacok, lanjut Beni, korban berlumuran darah di kepalanya dan celurit pun masih menancap di kepalanya. Kemudian kakak dari korban melaporkan kejadian tersebut di Polsek Ciampea, dan langsung dilakukan penangkapan guna penyidikan lebih lanjut.

“Yang bersangkutan baik anak pelaku mau pun anak korban tidak saling mengenal, jadi sempat ejek-ejekan di media sosial kemudian sampai terpancing. Untuk yang bersangkutan akhirnya janjian untuk bertarung atau duel satu lawan satu dengan didampingi oleh masing-masing kelompok” tambah Beni.

Beni melanjutkan, modus operandi Awalnya anak pelaku dengan anak korban saling mengejek di media sosial (facebook) hingga janjian untuk melakukan perkelahian tanding satu lawan satu (adu jotos), kemudian melakukan perjanjian di wilayah Ciampea Bogor dan langsung duel dengan menggunakan celurit hingga saling bacok dan akhirnya korban inisial AH meninggal dunia akibat bacokan anak pelaku yang mengenai kepala bagian atas.

“Barang bukti yang diamankan yaitu satu buah celurit milik korban dan pakaian korban. Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat dan orang tua untuk lebih aktif dan peduli terhadap lingkungan, terutama keluarga jangan pernah sedikut pun memberi kebebasan kepada anak terutama di malam hari,” tandasnya. (as).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *