KAB. TANGERANG (Lensametro.com) – Fakta mengerikan kembali terkuak dalam rekonstruksi kasus pembunuhan berencana terhadap APS (22), wanita muda yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dengan tangan terborgol di Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Tiga tersangka—RRP (19), IF (21), dan AP (17)—diperlihatkan mengenakan baju tahanan saat menjalani reka ulang di lokasi kejadian, tepatnya di Kampung Lamping Kancil, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Selasa (22/7/2025). Rekonstruksi digelar oleh Polda Metro Jaya.
Dalam proses tersebut, total 75 adegan diperagakan, jauh lebih banyak dari rencana awal sebanyak 66 adegan. Dari reka ulang itu terungkap secara gamblang bagaimana para pelaku secara brutal memperkosa dan membunuh korban secara bersama-sama.
Korban lebih dulu dibekap, lalu diborgol dengan tangan di belakang. Dalam kondisi tak berdaya, ketiga pelaku secara bergantian memperkosa korban di dalam rumah kontrakan. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku membopong korban ke lahan kosong di belakang rumah.
Di sanalah RRP—yang merupakan mantan pacar korban—menggorok leher APS menggunakan pisau yang telah ia persiapkan. Sementara IF dan AP turut menusuk punggung korban sebanyak 15 kali dengan obeng, dan menancapkan gunting ke pipi korban.
Setelah korban tak bernyawa, jasadnya dibuang ke dalam parit yang tak jauh dari lokasi pembunuhan. Barang-barang milik korban seperti sepeda motor dan handphone dibawa kabur oleh RRP untuk dijual.
Setelah kejadian, ketiganya melarikan diri ke rumah ibu RRP di kawasan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan untuk menyusun rencana kabur. Bahkan, dalam adegan ke-64A, terungkap bahwa RRP sempat menyewa pekerja seks komersial (PSK) di Depok melalui aplikasi MiChat.
Ironisnya, RRP tak mampu membayar PSK tersebut sebesar Rp400.000, sehingga sepeda motor milik korban yang dicurinya digadaikan kepada temannya.
“Rekonstruksi atas kasus pembunuhan berencana seperti yang diatur dalam Pasal 340 KUHP dan atau 339 KUHP dengan korban inisial APSD telah selesai dilaksanakan, ketiga tersangka kita hadirkan, yang salah satunya anak di bawah umur,” terang Kanit 4 Resmob Polda Metro Jaya, AKP Charles R.V. Bagaisar usai rekonstruksi.
Charles menjelaskan, jumlah adegan bertambah dari 66 menjadi 75 karena adanya perkembangan temuan di lokasi kejadian. Ia juga mengungkap bahwa borgol yang digunakan tersangka RRP ternyata milik ayahnya yang bekerja sebagai sekuriti di Jakarta Barat.
“Tersangka mengambil borgol tersebut yang digunakan untuk melakukan tindak kejahatan tanpa sepengetahuan ayahnya,” ungkap Charles.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa ketiga tersangka melakukan tindakan bejat itu dalam kondisi sadar penuh. Pada adegan ke-25 hingga ke-40, tergambar jelas rangkaian kejahatan yang terjadi: mulai dari korban datang, lalu dibekap, diborgol, diperkosa, hingga akhirnya dibunuh.
“Korban diperkosa saat masih dalam kondisi sadar. Setelah selesai diperkosa oleh tiga tersangka kemudian dibunuh dan ini sudah direncanakan,” ulasnya.
Charles menegaskan, korban tewas akibat luka tusuk dan gorokan yang dilakukan ketiga pelaku. Meski begitu, ia memastikan bahwa kejadian berlangsung sangat senyap karena terjadi malam hari dalam kondisi hujan deras.
“Baik warga sekitar maupun keluarga pelaku tidak mengetahui kejadian tersebut,” pungkasnya. [LM]